Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BBM Melambung, Stop Pemborosan Biaya Kesehatan

Kompas.com - 30/03/2012, 07:44 WIB

Pilihan jenis rumah sakit pun harus jadi pertimbangan yang tak kalah penting, mulai dari rumah sakit pemerintah atau rumah sakit yang paling megah. Biaya tinggi kesehatan tidak harus mencerminkan hasil yang optimal. Penggunaan terapi alternatif yang "unconventional" dan tidak terbukti secara ilmiah ternyata terbukti hanya menimbulkan "lost cost" dalam pembiayaan pengobatan. Meski demikian, terdapat beberapa terapi alternatif yang akhirnya bermanfaat, terbukti secara ilmiah dan diakui di bidang medis seperti akupuntur.

Perilaku berobat ke luar negeri harus lebih dipertimbangkan. Ternyata sebagian besar indikasi berobat ke luar negeri bukan karena keterbatasan sarana medis atau kompetensi dokter. Latar belakang berobat ke luar negeri pada umumnya tampaknya hanya masalah gengsi, ketidaktahuan atau masalah komunikasi antara dokter dan pasien.

Potensi biaya tinggi

Pengeluaran di bidang kesehatan pun harus dibuat secara cermat dengan perhitungan yang tepat. Bila ditinjau dari segi medis sebenarnya banyak hal yang masih bisa dilakukan penghematan atau pengurangan biaya tinggi dalam setiap transaksi pelayanan medis. Upaya ini harus melibatkan kerjasama dan komunikasi yang baik antara pasien sebagai pengguna jasa medis dan dokter atau rumah sakit sebagai penyedia jasa medis. Pasien sebagai pengguna jasa medis mempunyai hak untuk mengetahui rencana pengobatan, maksud dan tujuan setiap jenis pengobatan atau tindakan medis. Selain menyangkut keselamatan atau kesehatan pasien juga sangat berkaitan dengan pertimbangan biaya.

Pasien yang kurang memahami sisi medis dengan baik, harus mengetahui potensi biaya tinggi yang akan dihadapi selama dalam proses pengobatan. Dokter juga harus mempertimbangkan setiap rencana pengobatan dan tindakan medis dengan menjauhkan potensi biaya tinggi pengobatan terhadap pasiennya. Potensi biaya tinggi pengobatan tersebut dapat terjadi dalam cara pemilihan jasa layanan medis, pengobatan atau tindakan medis.

Potensi lain yang berisiko terjadi biaya tinggi adalah pemilihan jenis obat. Obat generik tampaknya harus jadi pertimbangan utama. Promosi dan informasi yang benar tentang efektivitas dan keampuhan obat generik harus didukung oleh pihak dokter dan rumah sakit. Pemakaian antibiotika merupakan salah satu jenis potensi biaya tinggi yang dihadapi pasien. Ironisnya banyak penelitian dan kajian ilmiah yang menunjukkan bahwa pemakaian antibiotika semakin jauh dari indikasi yang tepat dan sangat berlebihan. Misalnya, sakit flu atau ingus warna kuning ataun hijau harus diberi harus antibiotika yang canggih dan mahal. Sayangnya, asumsi ini diterima tidak benar oleh pasien, bahwa bila tanpa antibiotika penyakitnya akan lebih lama sembuh. Budaya salah kaprah ini mengakibatkan fenomena pemberian antibiotika irasional dalam masyarakat.

Ketidaktepatan diagnosis juga akan membuat ketidak tepatan pemeriksaan dan pengobatan yang akan menimbulkan pengobatan dan pemeriksaan biaya tinggi yang seringkali sia-sia yang hanya mengakibatkan biaya tinggi yang memboroskan

Biaya tinggi lain yang dihadapi pasien adalah biaya rawat inap di rumah sakit. Potensi awal yang dihadapi pasien adalah keputusan perlunya rawat inap. Tampaknya semakin banyak keluhan pasien terungkap bahwa dokter terlalu cepat mengambil keputusan untuk merawat pasien. Untuk mengurang risiko biaya tinggi sebaiknya indikasi rawat inap harus lebih cermat dan selektif diberikan terhadap pasien. "Gejala tifus" adalah sering merupakan overdiagnosis dan diagnosis kontroversial yang sering menjadi alasan rawat inap. Karena ternyata hasil laboratorium untuk mendeteksi tifus sering mengecoh para dokter karena sensitivitasnya tinggi. Pada infeksi virus biasa pemeriksaan widal ternyata meningkat padahal penderita tidak mengalami penyakit tifus,

Setelah pasien divonis rawat inap, lebih banyak lagi risiko biaya tinggi yang dihadapi seperti pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan lainnya. Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya merupakan biaya sangat tinggi yang akan dihadapi pasien. Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan laboratorium, radiologis, patologis dan pemeriksaan lainnya.

Seringkali beberapa pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang tidak perlu tetapi dipaksakan diberikan padahal tidak sesuai indikasi medis. Melakukan pemeriksaan laboratorium, memang harus diperlukan dan demi kepentingan pengobatan. Tetapi sebenarnya, pada banyak kasus dengan melakukan anamnesa (interview) riwayat penyakit pasien yang lengkap serta melakukan pemeriksaan fisik yang cermat secara, medis 75% hingga 80% diagnosis penyakit bisa ditegakkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com