Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Tangga Miskin Terjerat Rokok

Kompas.com - 25/05/2012, 16:46 WIB

Hal lain, seperti masih terjangkaunya harga rokok juga menjadi alasan mengapa masih banyak masyarakat yang merokok. Dalam paparannya, Abdillah membandingkan antara harga rokok dan pendapatan per kapita. Jika pada tahun 2001 harga rokok dibandingkan dengan pendapatan per kapita sekitar 6 persen, maka di tahun 2010 turun menjadi 3 persen. Artinya, dari tahun 2001 ke 2010 harga rokok semakin terjangkau. 

"Memang harga rokok naik, tapi GDP perkapita (pendapatan masyarakat) naiknya lebih cepat dari pada kenaikan harga, sehingga rokok lebih terjangkau," tuturnya.

Untuk menurunkan jumlah perokok, Abdillah merekomendasikan agar segera dibuat larangan iklan, sponsorship, promosi dan CSR rokok. Disamping juga peringatan kesehatan bergambar di bungkus rokok, memberlakukan kawasan tanpa rokok yang ketat, dan menaikkan cukai serta PPN rokok.

"Rekomendasi utama adalah menetapkan RPP tembakau menjadi PP segera dan meratifikasi Frame Work Convention on Tobacco Control (FCTC) untuk menunjukkan komitmen pemerintah pada perlindungan kesehatan masyarakat,"tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com