Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strabismus Bisa Dikoreksi

Kompas.com - 06/06/2012, 13:56 WIB

Kondisi mata yang juling memaksa anak mengubah posisi kepala, seperti memiringkan kepala atau memalingkan wajah guna mempertahankan kedudukan kedua mata tetap lurus tertuju pada obyek.

Penanganan sejak dini

Manurung mengatakan, penanganan kelainan mata pada anak sebaiknya dilakukan sejak dini agar hasilnya baik. Mata anak memiliki tahap pertumbuhan tersendiri. Sistem penglihatan anak berkembang pesat pada 18 bulan pertama, kemudian menjadi sempurna pada usia 5-6 tahun. ”Pada saat lahir, bayi hanya melihat pola terang dan gelap, tetapi fokus masih kabur. Bayi dengan penglihatan normal akan merespons wajah seseorang dari jarak dekat,” ujar Manurung.

Pada usia 4-6 bulan, bayi akan menggerakkan kepala untuk mengikuti obyek bergerak. Pada usia 6-8 bulan, bayi bisa melihat warna secara lengkap dan kedua matanya sudah terkoordinasi dengan baik sehingga gerakan mata mulai terkontrol. Pada usia 8-12 bulan, bayi akan menggunakan kedua mata bersama-sama untuk menilai jarak dan seiring pertumbuhan anak, koordinasi tangan dan mata meningkat pada usia 1-3 tahun.

”Sampai usia enam bulan, mata yang juling masih bisa dikatakan normal karena otak belum terkoordinasi baik dengan mata. Jika setelah enam bulan mata masih juling, pasti ada masalah. Pada usia itu, otak sudah memberi perintah kepada mata,” kata Manurung.

Begitu terjadi kelainan, sebaiknya anak segera diperiksakan ke dokter spesialis mata agar dicari penyebabnya. Juling dapat bersifat bawaan, disebabkan penyakit, trauma, gangguan pada saraf atau otak, atau pertanda gangguan yang lebih serius, seperti kanker mata atau otak. Penanganan dini memperbesar peluang berkembangnya penglihatan binokular.

Penanganan bergantung pada kondisi mata juling anak. Penggunaan kacamata dari lensa prima yang membiaskan cahaya sehingga kedua mata menerima gambar yang hampir sama sering digunakan.

Jika terjadi amblipobia (mata malas), gangguan itu terlebih dahulu diatasi dengan menutup mata yang baik untuk memaksa anak menggunakan mata yang malas (terapi oklusi atau patching). Setelah penglihatan yang malas membaik, dilakukan operasi juling untuk mengembalikan kedudukan bola mata.

Koreksi pada mata juling lewat pembedahan pada dasarnya untuk menyelaraskan mata. ”Otot mata dikoreksi, seperti baju yang dipaskan dengan digeser jahitannya,” ujarnya.

Pada anak dengan juling konstan, operasi sebaiknya saat penglihatan kedua mata seimbang sehingga penglihatan binokular bisa berkembang. Adapun anak dengan juling yang hilang timbul tidak selalu perlu operasi karena anak masih memiliki penglihatan binokular saat anak tidak terlihat juling.

Manurung mengatakan, juling pada orang dewasa, penglihatan binokular sulit dikembalikan. Operasi dilakukan sebatas memperbaiki penampilan.

Direktur Utama Jakarta Eye Center Kedoya Darwan M Purba mengatakan, penting bagi orangtua untuk memahami tanda-tanda kelainan mata pada anak. Dia mencontohkan, jika bayi jarang menggerakkan mata, tidak memicingkan atau menutup mata saat terkena sinar matahari atau kurang merespons wajah ibu, ada kemungkinan bayi memiliki masalah penglihatan dan sebaiknya diperiksakan kepada ahli mata.(Community Eye Health Journal/INE)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com