Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wow, Nenek Ini Merokok sejak 61 Tahun Lalu

Kompas.com - 12/07/2012, 08:55 WIB
Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol

Penulis

PROBOLINGGO, KOMPAS.com — Sumiati (72), warga RT 2 RW 1 Jl Patemon Sidomukti Kraksaan, Probolinggo, Jawa Timur, memiliki kebiasaan aneh untuk seorang wanita pada umumnya. Setiap hari dia merokok paling sedikit satu bungkus. Anehnya, dia mengaku tak pernah sakit sejak tahun 1951.

Saat berbincang-bincang dengan Kompas.com, Kamis (12/7/2012) pagi, Sumiati mengaku kondisi jantung dan paru-parunya baik-baik saja. "Engkok mareh pereksa ke dokter THT olle sebulen, tang jantung bik paru-paru gik sehat (saya sudah periksa ke dokter THT dalam sebulan, jantung dan paru-paru saya masih sehat)," katanya dengan bahasa Madura.

Kondisi fisik Sumiati dengan usianya yang sudah lanjut, cukup baik. Dia masih kuat berjalan, bicaranya jelas, ingatannya lumayan kuat, dan giginya masih cukup utuh. Hanya saja, pendengarannya sudah kurang berfungsi dan matanya rabun. Karenanya, para tetangga dan keluarganya harus berbicara dengan suara keras dengannya, termasuk Kompas.com. Kalau dengan suara pelan, dia pasti tak mendengar.

Dari mana dia mendapatkan uang untuk beli rokok? Sumiati mengaku, uang yang dia gunakan untuk membeli rokok diberi suaminya, Marhatip, yang bekerja sebagai tukang bangunan. Rokok yang dia suka adalah rokok cengkeh dengan harga murah, yakni seharga Rp 5.000. Tetapi, dia sering membuat rokok sendiri dengan melinting dari tembakau.

Saat ditawari rokok putihan, dia mencoba. Sekitar lima kali isapan, dia langsung membuangnya. "Guh, tak nyaman, (Aduh, gak enak)," katanya.

Ditanya awal mula dirinya merokok, Sumiati menjelaskan bahwa dia mulai merokok saat mengungsi bersama keluarga dan korbannya dari penjajah Belanda di hutan ketika berumur 11 tahun. Di tengah pengungsian di hutan yang suhu udaranya sangat dingin, tetangganya bernama Syamsuddin menawarinya rokok.

Bila merokok sejak berumur 11 tahun sampai tahun 2012 ini, maka dia merokok sudah 61 tahun. Sumiati sepanjang hidupnya menikahi pria sebanyak dua kali. Suami pertamanya, Noto, meninggal pada tahun 1971 tanpa dikaruniai seorang anak. Pada tahun 1973, dia dinikahi Marhatip dan setahun kemudian dia hamil. Namun, anaknya tak selamat saat proses persalinan. Walhasil, Sumiati pun tak memiliki keturunan.

Untuk menghilangkan rasa kesepian di rumahnya, Sumiati dan Marhatip mengadopsi seorang anak beberapa tahun lalu. Anak angkatnya tersebut kini memiliki dua anak. Dan, Sumiati merasa bahagia memiliki seorang anak dan dua cucu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com