66 Orang Meninggal, Wabah Virus West Nile Teror AS

LOS ANGELES, KOMPAS.com — Para pejabat Dinas Kesehatan Federal AS pekan ini mengatakan, kasus virus West Nile naik lebih dari 40 persen selama satu pekan belakangan dan merenggut secara keseluruhan 66 nyawa di negeri tersebut sepanjang tahun ini.
    
Virus West Nile adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk yang umumnya terdapat di wilayah bertemperatur sedang dan tropis dan dapat mengakibatkan penyakit saraf serius pada sebagian kasus. Gejala yang ditimbulkan oleh virus itu meliputi badan terasa lemas, pusing, mual, sakit kepala, dan demam secara mendadak.

Menurut jumlah baru yang diumumkan oleh US Centers for Disease Control and Prevention di dalam taklimat melalui telepon, 48 negara bagian AS telah melaporkan 1.590 penularan virus itu pada manusia hingga Selasa (28/8/2012), termasuk 66 kematian.
   
Jumlah tersebut merupakan lonjakan 42 persen jumlah kasus itu dan peningkatan 61 persen jumlah kematian dalam satu pekan.
   
Jumlah kasus manusia juga menandai peningkatan tertinggi penularan virus tersebut, menurut perhitungan hingga pekan terakhir Agustus sejak virus itu pertama kali dideteksi di negeri tersebut pada 1999, kata lembaga tersebut sebagaimana dilaporkan Xinhua, Jumat.

Namun, mengenai catatan sepanjang tahun, pada 2003 terdapat 9.862 kasus virus West Nile yang dilaporkan di Amerika Serikat dan pada 2002 menghadapi lebih dari 4.100 kasus, termasuk lebih dari 260 kematian.
   
Direktur US Centers for Disease Control and Prevention Dr Lyle Petersen mengatakan, jumlah penularan virus tersebut tahun ini diperkirakan akan naik.
   
Lebih dari 70 persen kasus telah dilaporkan dari enam negara bagian, yaitu Texas, South Dakota, Mississippi, Oklahoma, Louisiana, dan Michigan. Texas adalah negara bagian yang menghadapi kasus terbanyak, dengan 45 persen kasus penularan dan 31 kematian di seluruh negara bagian itu.
   
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, para pejabat kesehatan federal tak menduga Badai Isaac yang pada Rabu (29/8/2012) kekuatannya turun jadi topan tropis lagi, yang memiliki dampak besar pada penyebaran virus tersebut tahun ini.