Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup dengan Gagal Ginjal

Kompas.com - 09/09/2012, 03:14 WIB

DR SAMSURIDJAL DJAUZI

Saya pernah menderita batu ginjal dan juga infeksi saluran kemih. Namun, saya kurang memedulikan keadaan tersebut. Saya berobat tak teratur dan minum obat tak tuntas. Sebenarnya dokter sudah menganjurkan saya untuk operasi batu ginjal, namun saya takut sehingga justru menghindar dari dokter. Saya minum obat sendiri.

Keluhan pegal-pegal pinggang masih ada dan beberapa kali mengalami infeksi ginjal. Ketika saya mulai merasa mual-mual dan lemas, saya berobat ke dokter spesialis penyakit dalam dan dikatakan bahwa saya menderita gagal ginjal. Fungsi ginjal saya hanya tinggal 20 persen saja. Kata beliau, saya harus berhati-hati menjaga ginjal dan harus kontrol ke dokter secara teratur. Jika tidak, saya mungkin harus menjalani cuci darah. Saya sungguh terkejut, ternyata penyakit saya cukup serius.

Dewasa ini saya mendapat diet ginjal yang kurang mengandung protein. Saya juga harus menghindari minum obat yang berpengaruh terhadap ginjal. Di samping itu ada beberapa obat yang harus saya minum, menurut dokter untuk menghilangkan mual dan meningkatkan hemoglobin saya. Belakangan baru saya tahu bahwa rasa lemah yang saya alami disebabkan oleh anemia karena gangguan ginjal.

Apa yang harus saya lakukan agar jangan sampai mengalami cuci darah ? Apakah di Indonesia sudah dapat dilakukan cangkok ginjal dan berapa biayanya?

F di J

Anda telah belajar bahwa mengobati diri sendiri tanpa disertai petunjuk dokter sering kali justru dapat merugikan kesehatan. Selain keadaan ginjal Anda, Anda juga perlu mengetahui keadaan tubuh Anda secara keseluruhan, seperti jantung, hati, pencernaan, otak, dll. Jika Anda menderita darah tinggi maka tekanan darah juga harus dikendalikan dengan baik, karena darah tinggi yang tidak terkendali juga dapat memperburuk fungsi ginjal.

Gejala mual disebabkan oleh kadar ureum yang tinggi, oleh karena itu sangat penting bagi Anda untuk memperhatikan fungsi ginjal dengan cara memeriksa kadar ureum maupun kreatinin secara teratur. Anda sudah memperoleh menu untuk penderita gagal ginjal kronik, maka taatilah menu tersebut. Perhatikan berat badan Anda termasuk volume air kemih Anda. Jangan lupa meminum obat pendukung fungsi ginjal. Jangan terlalu lelah, jika merasa lelah usahakan untuk segera istirahat.

Penyebab terbanyak gagal ginjal di negeri kita sendiri sebagian besar memang disebabkan oleh infeksi saluran kencing atau batu ginjal. Sehingga bagi orang yang menderita penyakit tersebut wajib berhati-hati jangan sampai terlambat sehingga masuk ke dalam tahap gagal ginjal. Jika gagal ginjal menjadi berat (disebut gagal ginjal terminal) tersedia dua pilihan yaitu cangkok ginjal atau cuci darah.

Cangkok ginjal

Cangkok ginjal memerlukan donor ginjal dan operasi cangkok ginjal. Di samping itu, juga perlu obat-obatan untuk mencegah penolakan ginjal yang dicangkokkan. Karena itu biaya cangkok ginjal mahal. Cangkok ginjal telah lama di lakukan di negeri kita dan banyak rumah sakit di Indonesia yang sudah cukup berpengalaman dalam melaksanakan cangkok ginjal.

Sebagian penderita memang berobat ke luar negeri untuk cangkok ginjal karena lebih mudah memperoleh donor. Jika jumlah donor cangkok ginjal di negeri kita ditingkatkan sebenarnya tak perlu cangkok ginjal di luar negeri. Donor ginjal sebaiknya berasal dari keluarga sendiri karena keadaan kesehatannya diketahui serta risiko penolakannya juga menjadi lebih kecil. Calon donor ginjal akan diperiksa dengan teliti agar ginjal yang dicangkokkan berfungsi dengan baik, disamping itu perlu pencegahan penularan penyakit melalui proses cangkok ini.

Walaupun tindakan cangkok ginjal merupakan tindakan operasi yang besar, namun jika sudah berhasil maka penderita akan dapat menikmati kualitas hidup yang lebih baik. Di Indonesia juga sudah diusahakan agar operasi cangkok ginjal menjadi lebih sederhana, di antaranya dengan teknik laparoskopi. Semuanya ini bertujuan untuk meningkatkan mutu cangkok ginjal.

Pilihan kedua adalah cuci darah atau hemodialisis. Cuci darah dapat dilakukan dengan bantuan alat hemodialisa di rumah sakit atau dapat juga dilakukan sendiri di rumah. Penderita atau keluarganya akan dilatih memasukkan cairan ke saluran yang telah dipasang. Kedua teknik cuci darah ini bertujuan untuk mengeluarkan zat-zat yang seharusnya dikeluarkan tubuh melalui ginjal. Biaya hemodialisa di rumah sakit dan cuci darah di rumah hampir sama.

Sudah tentu jika masih mungkin menjaga dan merawat ginjal dengan cara biasa seperti diet dan obat, maka akan lebih nyaman tanpa cuci darah maupun cangkok ginjal. Namun amat disayangkan, masih banyak penderita yang datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan gagal ginjal terminal sehingga sudah harus dilakukan cuci darah atau cangkok ginjal.

Sekarang ini asuransi kesehatan pegawai negeri sudah membiayai biaya cuci darah. Biaya cuci darah cukup mahal sehingga dukungan asuransi kesehatan ini amat membantu penderita. Alat cuci darah juga sudah tersebar di seluruh Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com