Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/10/2012, 06:32 WIB

Jenny menerapkan terapi ini pada para pasiennya. Hasilnya, kata dia, cukup memuaskan.

Terapi hiperbarik menggunakan oksigen 100 persen pada ruang udara bertekanan lebih dari 1 atmosfer. Tekanan 1 atmosfer setara dengan penyelaman pada kedalaman 10 meter.

Susan Simanungkalit, dokter praktisi hiperbarik dari Universitas Indonesia, mengatakan, tekanan tinggi membuat oksigen mudah terserap dalam peredaran darah. Terlebih, molekul oksigen yang termampatkan juga mudah tersirkulasi dan menggapai pembuluh darah terkecil.

Terapi hiperbarik diberikan 5-10 kali atau sesuai kebutuhan dan kemampuan pasien. Biaya per terapi hiperbarik sebesar Rp 300.000-Rp 400.000.

”Kalau sudah terasa enak, terapi hiperbarik bisa dihentikan, sesuai kemampuan keuangan pasien,” kata Jenny. Ia mengatakan, terapi hiperbarik bisa menolong jika masalahnya di rumah siput (koklea) telinga.

Rumah siput memiliki sejumlah pembuluh darah kecil (hair cell). Dengan tekanan tinggi, pasokan oksigen efektif mencapai hair cell. Dengan demikian, sel-sel mendapatkan pasokan oksigen dan nutrisi yang bagus.

Menurut Jenny, ada yang menduga, penyebab gangguan SSHL adalah tidak lancarnya aliran darah. Meski tidak mengancam kematian, seperti stroke pada organ vital, gangguan ini bisa mengganggu fungsi pendengaran. Gangguan ini biasa disebut stroke kecil.

Gangguan ini bisa disembuhkan jika diobati dalam kurun waktu dua pekan sejak gejala pertama dirasakan. Jika telah melebihi batas ini, pengobatan semakin sulit. Jadi, jika pendengaran Anda mulai terganggu dengan suara berdenging, seyogianya segera konsultasikan kepada dokter.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com