Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/11/2012, 10:25 WIB

KOMPAS.com – Kebanyakan orang masih mencari pengobatan alternatif saat berusaha mengatasi penyakit berat seperti kanker payudara. Misalnya, memilih obat-obatan herbal. Apa yang terlintas dalam benak Anda mengenai pengobatan herbal? Mungkin bahwa obat herbal lebih aman karena tanpa menggunakan bahan kimia, dan lebih ampuh mengatasi penyakit.

Namun, pengobatan alternatif yang menggunakan herbal sebaiknya tidak dijadikan pengobatan utama untuk mengobati penyakit.

“Yang paling sering terjadi adalah pasien dideteksi menderita kanker payudara stadium 2, lalu menghilang dan kembali lagi sudah stadium 4. Mereka lari pada pengobatan alternatif tetapi tidak berhasil.  Lalu memutuskan kembali pada dokter,” ujar DR Dr Aru Sudoyo, SpPD-KHOM, FACP, ahli penyakit dalam, onkologi, serta hematologi, dalam rangkaian acara Pink Shimmerinc di Plaza Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Dr Aru, tidak banyak pilihan pengobatan yang bisa dilakukan bila stadium kanker sudah lanjut. Berbeda kalau kanker ditemukan pada stadium awal.
Meski demikian, Dr Aru tidak sepenuhnya anti dengan pengobatan herbal.

“Lakukan pengobatan herbal di rumah sebagai penunjang pengobatan medis. Jangan jadikan pengganti dan meninggalkan pengobatan medis. Mungkin ada khasiatnya, tapi kurang kuat,” ujar dosen di Depar­temen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM ini. “Sebagai penunjang, herbal bisa saja membantu efektivitas obat medis.”

Meskipun begitu, Dr Aru mengatakan lebih suka bila pasiennya jujur bila memutuskan untuk menempuh jalur herbal. “Jelaskan pada dokter mengenai obat atau ramuan yang diminum di luar (obat-obatan) medis. Saya tak keberatan selama saya yakin tak masalah.”

Selain itu, dalam memilih terapi herbal sebaiknya pasien juga harus berhati-hati dan selalu berkonsultasi pada dokter. “Yang perlu diwaspadai adalah herbal yang dicampur dengan obat kanker dengan dosis rendah agar efek sampingnya rendah. Hal ini justru berbahaya.”

Dr Aru lebih menegaskan obat herbal bukan untuk mengobati kanker secara sendirian. Menurutnya, Ikatan Dokter Indonesia juga telah mengeluarkan pernyataan secara resmi mengenai hal ini. "Silakan melakukan pengobatan herbal untuk complementary, tapi  jangan dijadikan sebagai alternatif dari pengobatan medis,” tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com