KOMPAS.com - Seorang Ibu datang ke Poliklinik Mata dengan raut muka lelah. Digendongnya seorang anak perempuan yamg tertidur lunglai diselimuti selendang batik bermotif kijang. Umur anak ini kira-kira 2 tahun. Matanya terpejam, mulutnya terbuka dengan lidah terjulur. Kedua telinganya tidak tumbuh, ukurannya sangat kecil seukuran kacang kulit. Kepalanya membesar dan rambutnya bercabang berwana merah pucat. Badannya kurus, kedua tangan dan kakinya lemas.
“Kenapa Ibu adiknya?”
“Mata **** anak saya putih dok?”
“Maksudnya Ibu, putih seperti apa?”
“Manik mata **** tidak seperti kakak atau anak-anak yang lainnya, warna manik mata **** tidak hitam, tapi warnanya putih seperti susu”
“Owh, boleh saya lihat?”
Ibu itu lantas mempersilahkan saya memeriksa mata ****, dan gadis kecil ini pun terbangun.
KATARAK!!!! pekikku dalam hati. Baru pertama kali ini aku menemui kasus katarak pada anak kecil. Biasanya kasus katarak di RS ku jumpai pada kakek-nenek.
Setelah gadis ini terbangun, barulah tampak jelas semuanya. Manik matanya memang berwarna putih susu, tidak gelap. Bola mata gadis kecil ini selalu bergerak-gerak ke kanan dan ke kiri, tidak fokus. Mata kanannya juga sedikit juling.
“Dulu waktu hamil ibu pernah sakit?”
“Ndak sih dok, tapi waktu hamil 3 bulan kakak **** sakit cacar. Saya takutnya saya tertular kakak ****.”
“Kakaknya adik dirawat di rumah atau opname bu waktu itu?”
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.