Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/12/2012, 14:17 WIB

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam peringatan Hari AIDS Sedunia menyebutkan bahwa memperluas akses pada obat HIV yakni ARV merupakan kunci untuk mencegah penularan HIV.

Obat ARV tersebut bukan hanya mengurangi jumlah virus dalam darah, tapi juga menekan risiko orang yang terinfeksi menularkan virus HIV.

Pada tahun 2011 diketahui ada 2,5 juta infeksi baru, turun sekitar 700.000 dari tahun 2001. Sementara itu, jumlah orang yang meninggal karena AIDS di tahun 2011 mencapai 1,7 juta orang, lebih sedikit 600.000 dari tahun 2005.

Tahun lalu dalam pertemuan majelis PBB, para pemerintah telah setuju untuk menyediakan akses pengobatan ARV pada 15 juta orang yang terinfeksi HIV di seluruh dunia pada tahun 2015.

WHO mengatakan, target itu juga termasuk memastikan negara-negara miskin bisa memberikan obat tersebut secara berkesinambungan. Ditambahkan, saat ini sekitar 8 juta orang di negara miskin dan berkembang telah mendapatkan obat ARV, naik dari 0,4 juta orang di tahun 2003.

"Tantangannya saat ini adalah memastikan kemajuan global tercermin dalam setiap level, di setiap tempat, sehingga di mana pun mereka tinggal bisa mendapatkan obat ARV yang dibutuhkan," kata Dr Gottfried Hirnschall, direktur departemen HIV WHO.

Tahun ini WHO juga mengeluarkan panduan terbaru untuk memberikan obat ARV pada penyandang HIV yang pasangannya belum terinfeksi.

Dari China dilaporkan, hal tersebut cukup efektif untuk mengurangi angka penularan. Penelitian di China itu dilakukan dengan mengikuti ribuan pasangan yang salah satunya terinfeksi HIV. Pengamatan tersebut dilakukan selama 9 tahun.

Pada awal dimulainya penelitian, sekitar 24.000 pasangan, pasangan yang terinfeksi HIV mendapatkan terapi untuk mengetahui adanya manfaat pencegahan penularan. Sementara itu, ada 14.800 pasangan yang tidak diberikan terapi karena mereka tidak mengikuti panduan.

Pada orang yang mendapat terapi, ada 1,3 kasus penularan per 100 orang setiap tahunnya. Sementara pada kelompok yang tak mendapat terapi, angka penularannya 2,6 per 100 orang per tahun. Hal ini berarti pengurangan risiko penularannya mencapai 26 persen.

Para peneliti menjelaskan, efek perlindungan obat ARV baru terlihat pada tahun terakhir ketika angka penularannya menjadi sama antara pasangan yang diterapi dan tidak diterapi.

Meski angka penurunan risiko penularan tersebut lebih kecil dibandingkan dengan uji klinis, tetapi tetap masih ada efeknya. Para ahli mengatakan, perbedaan tersebut mungkin disebabkan karena responden tidak mendapatkan regime obat seperti dalam uji klinik atau mereka menghentikan pengobatan setelah mengalami efek samping.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com