Terpapar konsentrasi tinggi asap yang mengandung komponen berbahaya bisa menimbulkan berbagai gangguan pernapasan.
Menurut dr.Agus Dwisusanto, spesialis paru dari RS.Persahabatan Jakarta, komponen asap bisa terdiri dari uap hasil pembakaran, partikel dari bahan-bahan yang terbakar, sampai komponen kuman.
Banyak sedikitnya komponen yang terhirup tergantung pada jarak dan durasi kabut asap.
"Pada orang yang tinggalnya dekat dengan sumber pembakaran tentu konsentrasi kandungan berbahaya dalam asapnya lebih tinggi," katanya ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (25/6/13).
Meski begitu, jika kadar polutan dari asap terkumpul, orang yang berada di daerah yang jauh dari sumber asap juga bisa merasakan dampak yang serius.
Di Singapura, negara yang ikut kena dampak kabut asap, indeks standar polusi (PSI) di sana sudah mencapai 321 yang berarti berbahaya.
"Meski Singapura jaraknya jauh ternyata komponen asap tampaknya terakumulasi di sana. Ini antara lain dipengaruh faktor lingkungan seperti arah angin serta tingkat polusi udara di daerah itu," kata dokter konsultan penyakit paru kerja dan lingkungan dari Departemen Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Kualitas udara yang buruk akibat kabut asap, bisa menimbulkan efek jangka pendek dan jangka panjang terhadap kesehatan.
Dalam jangka pendek asap akan mengiritasi membran mukosa tubu, mulai dari mata, sampai saluran napas. "Pada mata pasti akan merah, perih, dan berair. Sedangkan pada saluran napas menyebabkan bersin-bersin dan produksi dahak meningkat," katanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.