Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/06/2013, 10:05 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com - Selain terlalu sering mengejan saat buang air besar dan terlalu banyak duduk, makanan pedas juga sering menjadi 'kambing hitam' sebagai penyebab ambeien atau wasir. Padahal, menurut pakar kesehatan pencernaan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit CiptoMangunkusumo (FKUI/RSCM) dr. Ari Fahrial Syam, makanan pedas tidak berkontribusi dalam meningkatkan risiko wasir.

Ari menjelaskan, wasir terjadi ketika vena di anus mengalami inflamasi atau peradangan akibat tekanan. Tekanan pada pembuluh darah disebabkan oleh kegiatan mengejan saat buang air besar.

"Alasan orang mengejan karena memaksakan buang air besar yang keras. Buang air besar bisa keras karena kurang konsumsi serat, bukan karena makanan pedas," papar staf Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM ini.

Wasir yang juga dikenal dengan istilah hemoroid merupakan penyakit atau gangguan pada anus. Gangguan berupa pembesaran pembuluh darah di anus, kadang disertai pendarahan.

Gejala umum dari wasir adalah rasa gatal, panas, dan sakit di anus. Wasir juga kadang menimbulkan darah sehabis buang air besar.

Makanan pedas, tutur Ari, mungkin dikira menyebabkan wasir lantaran rasa panas yang ditinggalkannya pada anus sehabis buang air besar. Padahal panas yang dirasakan berasal dari sumber berbeda.

Pada wasir, rasa panas sehabis buang air besar disebabkan oleh adanya penekanan pada vena yang sudah mulai membesar. Sedangkan makanan pedas hanya memberikan sensasi karena senyawa pedas yang menempel pada jaringan.

"Namun, bisa jadi makanan pedas menambah rasa panas bagi mereka yang sudah mengalami wasir," ungkap Ari.

Untuk mencegah wasir, kita bisa menghindari sembelit dengan banyak makan serat dan minum air, banyak bergerak, menghindari terlalu banyak duduk, dan terlalu lama duduk atau jongkok di toilet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com