Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/07/2013, 13:10 WIB
Denny Santoso

Penulis


KOMPAS.com -
“Battle Your Biology? Fat Chance!”, adalah sebuah headline yang menjadi topik hangat dalam rubrik kesehatan harian The New York Post yang dirilis beberapa waktu lalu.

Mengutip dari berbagai penelitian para ahli gizi dan dokter, di dalam artikel tersebut dituliskan bahwa faktor genetik (baca: keturunan.red) turut mempengaruhi berat badan seseorang. Jadi, jika Anda gampang gemuk, itu bukan salah Anda sepenuhnya. Benarkah demikian?

Dr. James Rosen, seorang professor dari the University of Vermont menyatakan, “Kami mengetahui bahwa di luar faktor lingkungan dan perilaku seseorang, faktor genetik juga berperan besar dalam menentukan berat badan seseorang.”

Sementara faktor genetik berpengaruh terhadap berat badan dan membuat seseorang mewarisi gen gemuk dari orang tuanya, maka cara yang paling tepat untuk mencegah berat badan bertambah adalah, bersedia bertanggung jawab untuk diri sendiri dan berusaha untuk melakukan perubahan. Ingat, meski diwariskan secara genetik, kegemukan masih bisa dicegah.

Kegemukan & Tipe Tubuh

Pada tahun 1930-an, psikolog Harvard Dr William H. Sheldon mengembangkan sistem klasifikasi untuk jenis tubuh berbeda yang disebut “somatotyping.” Somatotyping merupakan sistem klasifikasi tubuh berdasarkan jenis tubuh masing-masing individu yang dibagi ke dalam 3 jenis berbeda yaitu, ectomorph, mesomorphs dan endomorphs.

Tipe tubuh ectomorph adalah bentuk tubuh yang terlihat kurus. Pemilik tubuh ini biasanya memiliki metabolisme cepat dan lemak tubuh yang rendah. Bahkan saat mengonsumsi banyak makanan sekali pun, berat badan mereka sulit bertambah.

Mesomorph adalah bentuk tubuh yang atletis dengan tubuh padat dan cenderung berotot. Tipe tubuh ini biasanya paling mudah membentuk tubuh dan mendapatkan massa otot.

Sedangkan Endomorphs adalah seseorang yang cenderung bertubuh gemuk, memiliki massa otot sedikit dan banyak menimbun lemak. Berat badan mesomorph akan mudah naik jika mengonsumsi makanan tertentu.

Endomorphs memproduksi terlalu banyak insulin ketika mengonsumsi karbohidrat. Inilah salah satu faktor penyebab meningkatnya penyimpanan lemak dan kesulitan dalam menurunkan lemak yang sudah ada. Kondisi ini dikenal sebagai “resistensi insulin” atau “Sindrom X.”

Hormon dan Berat Badan

Para ilmuwan mengklaim bahwa kecenderungan berat badan bertambah bagi pemilik tubuh Endomorph juga karena ketidakseimbangan kimia dalam otak yang menyebabkan orang untuk makan berlebihan. Kandungan kimia ini disebut ghrelin.

Ghrelin adalah hormon yang diproduksi oleh sel-sel lapisan P/D1 dari lambung manusia dan sel epsilon dari pankreas yang merangsang rasa lapar. Tingkat ghrelin meningkat sebelum makan dan menurun setelah makan.

Ghrelin dapat memicu akumulasi lemak terutama di daerah perut (obesitas visceral) yang dapat engakibatkan tekanan darah tinggi hingga diabetes tipe-2.

Bahkan, penelitian lebih lanjut menyebutkan, ketika seseorang diberi suntikan ghrelin dan kemudian dipersilahkan untuk makan, mereka makan 30 persen lebih banyak dari biasanya!

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau