Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/07/2013, 10:33 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

Sumber bbc, ap


KOMPAS.com — Gemuk mungkin menjadi mimpi buruk kebanyakan orang karena ini dapat menjadi indikasi adanya risiko bagi kesehatan. Tak ayal setiap orang berjuang untuk menghindari kegemukan.

Namun, pada beberapa orang, perjuangan ini seolah tak berarti. Mereka tetap saja gemuk, padahal sudah berupaya membatasi makanan. Beberapa di antaranya ternyata terlahir dari keluarga yang gemuk.

Pada penelitian terbaru, ilmuwan berhasil membuka misteri gen yang menyebabkan kegemukan. Gen yang disebut FTO ini dapat meningkatkan risiko obesitas pada 1 dari 6 orang.

Penelitian yang dipublikasikan dalam The Journal of Clinical Investigation menunjukkan, gen ini dapat membuat keinginan seseorang menyantap hidangan berlemak lebih besar. Gen ini juga memengaruhi kadar hormon ghrelin. Ini adalah hormon yang meningkatkan rasa lapar dan menambah nafsu makan.

Setiap orang memiliki dua salinan/kopi gen FTO, masing-masing berasal dari ayah dan ibu.  Setiap salinan ini hadir dalam bentuk yang berisiko tinggi dan rendah. Orang yang mewarisi dua salinan FTO dalam bentuk risiko tinggi, 70 persen cenderung mengalami obesitas.

Pada penelitian ini, ilmuwan dari University College of London menguji dua kelompok pria, yang memiliki berat badan normal. Namun, satu kelompok memiliki FTO risiko lebih tinggi. Riset ini dilakukan dengan melakukan dua kali pengujian.

Pengujian pertama melihat kadar ghrelin pada 10 pria di setiap kelompok. Kadar hormon setelah makan tidak mengalami penurunan yang drastis pada responden berisiko tinggi. Ghrelin mereka juga naik lebih cepat.

Pada pengujian lain mengunakan alat scan otak, pria dengan gen berisiko tinggi tampak menunjukkan minat yang lebih besar pada jenis makanan tinggi lemak, lebih menarik dibanding  pria yang berisiko rendah.

"Otak mereka (pria dengan gen risiko tinggi)  tertarik pada makanan apa saja dengan kalori tinggi. Mereka secara biologis diprogram untuk makan banyak," ujar kepala pusat penelitian obesitas di University College London, Dr Rachel Batterham, seperti dilansir situs BBC News.

Namun, pria dengan FTO risiko tinggi bukannya tidak bisa ditolong. Aktivitas fisik seperti bersepeda adalah cara terbaik menurunkan kadar ghrelin. Hal yang sama juga diperoleh pada konsumsi makanan berprotein. Batterham mengatakan apa saja yang menekan produksi ghrelin efektif pada pria dengan FTO risiko tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau