KOMPAS.com - Kebersihan gigi susu akan memengaruhi kesehatan anak secara keseluruhan. Gigi yang baik memudahkan anak mengunyah berbagai asupan pangan, sehingga memudahkan tubuh menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsinya. Karenanya kebersihan gigi susu tidak boleh diremehkan. Gigi susu yang terawat dengan baik juga akan memengaruhi kesehatan gigi permanen anak di masa mendatang.
"Orangtua bisa memilihkan pasta dan sikat gigi mana yang cocok untuk anak. Lalu perlahan orangtua bisa mengajarkan anak bagaimana cara membersihkan giginya sendiri," kata dokter gigi anak, drg Ika Anisyah SpKGA dari RSIA Evasari, pada Sabtu (14/9/2013).
Kepada Kompas.com, dr Ika menjelaskan cara membersihkan dan menjaga kesehatan gigi susu, di antaranya:
1. Pilih pasta gigi berfluoride.
Kandungan fluoride akan menggantikan mineral yang hilang dan mencegah kebusukan gigi. Dalam satu botol pasta gigi anak terkandung 500 sampai 1.000 ppm fluoride.
Namun, orangtua perlu berhati-hati dalam menggunakan pasta gigi berfluoride untuk anak. Jangan sampai anak terpapar apalagi menelan fluoride dalam jumlah berlebihan.
Kelebihan fluoride akan menyebabkan fluorosis, yaitu gigi menjadi lebih rapuh. Kelebihan fluoride juga bisa menyebabkan keracunan yang ditandai mual, muntah, dan kejang. Bahkan, keracunan fluoride bisa menyebabkan kematian apabila dosisnya mencapai 2-5 gram.
Agar penggunaan pasta gigi berfluoride tidak membahayakan si kecil, orangtua perlu memastikan anak sudah memiliki kemampuan menggunakan pasta gigi. Dalam hal ini, usia anak menjadi tolak ukurnya.
"Penggunaan pasta gigi dimulai sejak usia anak tiga tahun. Karena saat itu anak sudah bisa kumur dan meludah," kata dr Ika.
Pada usia ini, anak memiliki kemampuan menggunakan pasta gigi sehingga bisa mencegah risiko tertinggalnya sisa pasta gigi dalam rongga mulut, juga mencegah dari kemungkinan tertelannya fluoride.
2. Pilih sikat gigi yang tepat.
Pemilihan sikat gigi sebaiknya sesuaikan dengan usia anak. Untuk usia 0-12 bulan orangtua bisa memilih sikat gigi yang disangkutkan di jari telunjuk. Sikat gigi ini memiliki bulu halus, dan memudahkan orangtua membersihkan gigi anak.
Beranjak 1-3 tahun bisa dipilih sikat gigi khusus anak. Sikat gigi ini harus berkepala kecil, berpegangan besar, dan memiliki bulu yang halus. Pegangan yang besar memudahkan anak memegang sikat gigi. Sikat gigi khusus anak terus digunakan sampai usia lima tahun, sesuai pertumbuhan rongga mulutnya.
3. Awasi jajanan anak.
"Jajanan anak umumnya mengandung banyak gula. Karena umumnya anak suka manis," ujarnya.
Kandungan gula yang tertinggal berisiko menyebabkan karies atau gigi bolong. Karenanya pengawasan orangtua menentukan kebersihan gigi susu si kecil. Pastikan anak selalu membersihkan gigi usai mengkonsumsi jajanan. Jika dibiasakan, anak akan rajin membersihkan gigi sehabis makan manis hingga ia dewasa.
4. Periksa rongga gigi anak.
Dr Ika menyarankan, "Orangtua harus rutin melihat kondisi rongga gigi anak. Nantinya orang tua bisa melihat apakah ada bolong atau tidak."
Dengan mengetahui kondisi gigi anak, orangtua bisa lekas memeriksakan anak ke dokter gigi dan anak pun mendapatkan pengobatan tepat waktu.
Lebih lanjut dr Ika mengatakan proses gigi bolong memerlukan waktu 2-3 bulan. Gigi bolong diawali white spot, kecoklatan, hingga menjadi hitam dan sakit. Pemeriksaan rutin memungkinkan orangtua mengetahui saat gigi anak mulai berubah menjadi kecoklatan.
5. Latih anak membersihkan gigi.
Menyikat gigi bersama menjadi momen tepat memberi contoh pada anak. Sebelum usia tiga tahun, menyikat gigi sebaiknya dilakukan orangtua. Anak bisa dipangku saat orangtua menyikat giginya.
"Biasanya anak mulai bisa diajari saat berusia 3-5 tahun. Saat itu pastikan orangtua selalu ada di sisi anak," katanya.
6. Rutin kontrol.
Dr Ika juga menyarankan orangtua perlu rajin mengontrol kesehatan gigi anak. Kontrol ke dokter gigi sebaiknya dilakukan enam bulan sekali.
Saat kontrol, anak juga bisa menerima imunisasi gigi, yang terdiri atas fluoridasi secara topical atau penambahan fluor untuk menjaga kesehatan gigi; serta fissure sealant atau penutupan parit pada gigi, sehingga mencegah timbulnya plak atau bolong.
"Kedua tindakan tersebut akan menjaga struktur dan kesehatan gigi susu," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.