Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/12/2013, 17:34 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

“Padahal O parabombay yang paling terkenal saja sudah langka, apalagi A parabombay. Kondisi ini mengharuskan keluarga segera melakukan pemeriksaan antigen darah, supaya lebih siap bila ada keadaan mendesak misalnya saat dibutuhkan tranfusi,” kata Direktur Unit Donor Darah Pusat Palang Merah Indonesia (PMI), Yuyun SM Soedarmono.

Pemeriksaan ini, menurut Yuyun, utamanya dilakukan pada keluarga ibu. Hal ini dikarenakan sifat golongan darah yang diturunkan antargenerasi. Bila donor ditemukan dari garis ibu, maka kemungkinan parabombay berasal dari keluarga tersebut.

Lebih jauh Yuyun menjelaskan, ayah kemungkinan memiliki antigen heterozigot Hh dengan  ibu berantigen hh. Selanjutnya pada kehamilan kedua, tiga, dan empat kemungkinan sang anak berantigen Hh. Dengan antibodi yang sudah terbentuk, tubuh ibu menganggap sang anak adalah benda asing. Akibatnya, kehamilan tersebut gagal.

“Sesuai sifatnya antibodi tersebut makin kuat seiring peningkatan kehamilan. Hal inilah yang menyebabkan kehamilan pertama masih bisa berhasil. Kondisi ini pula yang menyebabkan anak kelima mengalami anemia,” kata Yuyun.

Berkaca dari pengalaman ini, Yuyun menyarankan pemeriksaan antigen secepatnya. Hal ini sebaiknya dilakukan keluarga suami maupun istri. “Apalagi bila suami terbukti heterozigot, maka ada kemungkinan keluarganya yang lain mengelami parabombay,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com