Para peneliti memberikan makanan tersebut ke sejumlah tikus. Hasilnya, makanan kaya serat bisa meminimalisasi inflamasi atau radang paru-paru.
Penambahan serat mengubah sari makanan yang diserap tubuh dari usus, lalu mengubah sistem imunisasi.
Para peneliti mengatakan makin sering orang mengonsumsi produk makanan olahan, mungkin menjadi penyebab bertambahnya kasus asma.
Saluran pernafasan penderita asma lebih sensitif, lebih rentan mengalami iritasi dan inflamasi. Bila ini terjadi, saluran pernafasan mengecil dan membuat mereka sulit bernafas.
Para peneliti mengatakan masih diperlukan kajian lanjutan agar penelitian ini bisa diterapkan untuk manusia.
Pakar yang terlibat dalam penelitian, Benjamin Marsland, mengatakan, penerapannya untuk manusia jelas terbuka lebar.
"Memang masih terlalu dini, tapi jika nantinya dapat diterapkan untuk manusia, dampaknya bisa sangat luas," paparnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.