Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/02/2014, 14:51 WIB

KOMPAS.com - Dunia saat ini tengah menghadapi "gelombang pasang " kanker.  Pembatasan konsumsi alkohol dan gula harus dipertimbangkan sebagai bentuk pencegahan, demikian diungkapkan para ilmuwan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).

WHO memprediksi, jumlah kasus kanker di dunia akan mencapai 24 juta pada tahun 2035, tapi separuh kasus tersebut dapat dicegah.

Organisasi itu mengatakan, saat ini upaya pencegahan kanker "sangat dibutuhkan" dengan mengatasi kebiasaan merokok, menghindari obesitas dan membatasi minuman beralkohol.

Dana Riset Kanker Dunia mengatakan, ada tingkat kenaifan yang "menakutkan" mengenai pentingnya pengaturan pola makan (diet) dalam mencegah kanker.

Saat ini, empat belas juta orang setiap tahunnya didiagnosa dengan kanker, tapi angka itu diprediksi akan naik 19 juta pada 2025, 22 juta pada 2030 dan 24 juta pada 2035.

Negara-negara berkembang akan merasakan dampak dari kasus-kasus ekstra.

Dr Chris Wild, direktur Riset Lembaga Internasional untuk Riset Kanker WHO, mengatakan, "Beban kanker global meningkat dan hal itu dikarenakan menuanya populasi serta perkembangan populasi.

"Jika kita melihat biaya perawatan kanker, yang semakin tidak terkenali, bahkan bagi negara-negara dengan pendapatan tinggi. Pencegahan selalu penting dan hal itu kini dilalaikan."

Laporan Kanker Dunia WHO 2014 mengatakan penyebab utama kanker meliputi:
- Merokok
- Infeksi
- Alkohol
- Obesitas dan kurang bergerak
- Radiasi, baik dari matahari atau pemindaian medis
- Polusi air dan faktor-faktor lingkungan lainnya
- Melahirkan pada usia tidak muda lagi, memiliki anak lebih sedikit dan tidak menyusui

Salah satu editor laporan itu, Dr Bernard Stewart dari Universitas New South Wales di Australia mengatakan, pencegahan memiliki "peran penting dalam mencegah gelombang pasang kanker di dunia."

Ia juga menegaskan bahwa perilaku manusia adalah penyebab banyak kasus kanker seperti hobi berjemur "sampai matang di kedua sisi" seperti yang banyak dilakukan orang di Australia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com