Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/05/2014, 17:54 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com -
Dunia kedokteran berkembang dengan sangat pesat. Setiap bulannya, ada sekitar 200.000 judul penelitian di bidang kesehatan yang dipublikasi dalam bentuk jurnal. Sayangnya, akses untuk memperolehnya relatif mahal. Inilah yang menjadi kesulitan utama kebanyakan dokter ataupun tenaga medis lainnya di Indonesia.

Menjawab kesulitan tersebut, Merck Sharp and Dohme (MSD) Indonesia meluncurkan sebuah situs khusus bagi tenaga profesional kesehatan yang bernama Univadis. Situs ini menyajikan informasi ilmiah dan berita kedokteran terkini seperti video, anatomi 3D, koleksi CT Scan, jurnal dan artikel dari 50 penerbit terkemuka di dunia, antara lain The Lancet, BMJ, Pubmed, dan JAMA.

Wakil Menteri Kesehatan RI Ali Ghufron Mukti mengatakan, profesional dalam bidang kesehatan harus terus mengikuti perkembangan di dunia kedokteran. Kehadiran situs yang menyajikan informasi yang akurat tentang segala perkembangan dunia medis menurutnya adalah kebutuhan.

"Namun mengikuti informasi melalui internet membutuhkan biaya yang relatif mahal, sehingga situs yang dapat diakses secara gratis dapat sangat membantu," ujar Ali Ghufron dalam sambutannya di acara peluncuran Univadis, Kamis (22/5/2014) di Jakarta.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Muhammad Faqih, Wakil Ketua Ikatan Apoteker Indonesia Saleh Rustandi, dan Ketua Pengurus Besar Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Emi Nurjasmi.

Daeng mengatakan, selain memiliki tugas untuk bekerja, dokter juga diwajibkan untuk terus belajar. Bahkan tiap lima tahun, setiap dokter dilihat ada perkembangannya atau tidak.

"Maka dengan adanya situs Univadis, diharapkan dokter Indonesia harusnya bisa banyak mengambil manfaat," kata dia.

Suria Nataatmadja, medical affair director MSD, mengatakan, berlangganan jurnal butuh biaya rata-rata Rp 600 juta setahun. Ini tentu akan menyulitkan untuk sebagian besar dokter, apalagi dokter yang berada di daerah terpencil dan sangat terpencil. Karena itu, diharapkan situs ini bisa membantu mereka untuk mendapatkan informasi terbaru.

Sayangnya, untuk saat ini, akses situs ini hanya terbuka untuk dokter dan tenaga medis lainnya saja. Dengan kata lain, awam belum dapat mengaksesnya. Namun menurut Suria, diharapkan dalam waktu dekat, satu hingga dua tahun mendatang, situs ini bisa membantu lebih masyarakat secara lebih luas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau