Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rokok Elektronik Perlu Diatur Seperti Rokok Biasa

Kompas.com - 27/08/2014, 17:07 WIB
Kevin Sanly Putera

Penulis

Sumber CBS News

KOMPAS.com - Asosiasi Jantung Amerika (AHA) meminta agar rokok elektronik dikenakan kebijakan yang sama seperti produk tembakau. Ini berarti pemasaran dan penjualannya kepada remaja harus dilarang.

AHA juga terus melakukan riset untuk mengetahui dampak penggunaan rokok elektronik, baik dalam hal pemasarannya dan efek kesehatan dalam jangka panjang.

"Selama 50 tahun terakhir, 20 juta orang Amerika telah mati karena tembakau. Kami berkomitmen tinggi untuk mencegah industri tembakau membuat generasi selanjutnya jadi kecanduan," kata Nancy Brown, CEO dari AHA dalam pernyataannya.

Ia mengatakan, beberapa studi terbaru mengkhawatirkan rokok elektrik justru menjadi jalan bagi produk tembakau tradisional untuk masuk ke generasi muda dan membuat persepsi terhadap kebiasaan merokok sebagai hal yang normal.

"Perkembangan ini cukup menganggu dan asosiasi meminta agar rokok elektrik juga diatur ketat, terus diteliti dampaknya dan diawasi," katanya.

Rokok elektrik dinilai telah menjadi penghalang besar terhadap pengendalian tembakau.
"Sangat penting untuk meneliti efek jangka panjang teknologi baru ini terhadap kesehatan publik, penyakit kardiovaskuler dan stroke," kata Aruni Bhatnagar, ketua kedokteran kardiovaskular dari Universitas Lousville.

AHA mengklaim bahwa iklan rokok elektrik yang ditujukan untuk remaja meningkat hingga 250 persen dari 2011 hingga 2013. Jumlahnya sekarang sudah mencapai 24 juta remaja.

Menurut AHA, FDA perlu segera menyusun peraturan terkait pemasaran dan penjualan rokok elektrik, paling tidak pada akhir tahun ini.  AHA juga ingin agar setiap negara bagian memasukkan rokok elektrik dalam hukum anti merokoknya, selama hal itu tidak melemahkan hukum yang sudah ada.

Beberapa studi memang menyarankan penggunaan rokok elektrik untuk berhenti merokok karena efeknya sama, bahkan lebih efektif daripada koyo nikotin. Namun, belum ada bukti bahwa rokok elektrik merupakan perangkat yang paling efektif untuk terapi berhenti merokok.

Mereka yang ingin berhenti merokok harus lebih dulu mencoba metode-metode yang sudah teruji. Namun jika itu tidak berhasil dokter tidak perlu melarang penggunaan rokok elektrik bila itulah alternatif yang ingin dijalankan pasien, tulis AHA.

"Nikotin adalah zat kimia yang sangat berbahaya dan menyebabkan kecanduan, apapun bentuknya. Entah rokok konvensional atau yang lainnya," ungkap dr. Elliot Antman, presiden AHA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau