Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Mamografi Berkeliling Jakarta Menemukan Kanker Lebih Dini

Kompas.com - 20/04/2015, 12:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Satu unit mobil mamografi milik Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) secara rutin, dua kali seminggu, berkeliling dari satu puskesmas ke puskesmas lain di wilayah Jakarta untuk melakukan pemeriksaan payudara. Layanan gratis ini bertujuan untuk menemukan kasus kanker secara dini.

Mamografi sampai saat ini masih menjadi standar emas pemeriksaan dini kanker payduara. Pemeriksaan ini terutama ditujukan untuk wanita berusia di atas 35 tahun yang tidak sedang hamil atau menyusui.

Pemeriksaan mamografi memang bisa dilakukan di rumah sakit, namun kesadaran kaum wanita untuk melakukan pemeriksaan ini masih rendah. Kehadiran mobil mamografi tersebut diharapkan bisa "menjemput bola" kasus kanker.

“Dari Februari sampai awal April 2015, sudah terdeteksi 19 perempuan yang diduga terkena kanker payudara,” papar dr. Hardina Sabrida MARS, di sela pemeriksaan kanker payudara gratis di Kantor Kecamatan Tambora, Jakarta Barat (8/4/15).

Hardina dan tim memeriksa hampir 100 pasien setiap minggunya. Itu berarti sekitar 800 perempuan yang sudah diperiksa, 19 di antaranya diduga terkena kanker payudara. “Kalau tidak diantisipasi, pada 2030 (kasus kanker payudara) akan membludak,” ujar dokter dari Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta ini.

Sebelum menjalani mamografi, pasien terlebih dahulu diperiksa secara manual oleh dokter. Setelah mendapat surat rujukan dari dokter, barulah bisa memeriksa payudara lebih lanjut dengan alat mamografi.

Apabila terbukti adanya dugaan kanker, hasil deteksi ini akan digunakan sebagai rujukan lanjutan untuk mendapat tindakan berikutnya.

“Hasil pemeriksaan dari kami masih berupa dugaan adanya kanker payudara. Untuk hasil pastinya harus periksa lagi dari bagian anatomi patologi terkait jaringannya (sel kanker). Biasanya pasien akan ditelepon untuk datang ke rumah sakit, lalu mendapat penjelasan tentang kankernya,” papar Hardina.

Wanti (60), salah satu warga yang mengikuti pemeriksaan di Kecamatan Tambora ini mengaku merasa sangat terbantu dengan kehadiran mobil mamografi. “Penting untuk tahu sedini mungkin, makanya saya ikut periksa sekarang.  Enak banget ada ini (pemeriksaan gratis),” tuturnya.

Hardina menjelaskan, mamografi dianjurkan dilakukan setahun sekali bagi kaum wanita. Namun, setiap bulannya kita juga bisa melakukan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari).
Sadari dilakukan sebulan sekali setelah 7-10 hari selesai haid. "Jika tes sederhana ini dilakukan dengan benar, kanker ini dapat diketahui sebesar 90 persen," katanya.

Program pemeriksaan mamografi di mobil keliling ini diselenggarakan oleh YKPI bekerja sama dengan RS Kanker Dharmais. Mobil yang dikelola YKPI tersebut beroperas pada hari Rabu dan Sabtu. Selain deteksi dengan mamografi, ada pula penyuluhan mengenai kesehatan payudara.

Selain untuk masyarakat di Puskesmas, mobil tersebut juga melayani pemeriksaan untuk perusahaan atau komunitas dengan tarif tertentu.

Menurut data GLOBOCAN tahun 2012, kanker payudara merupakan penyakit kanker persentase kasus baru tertinggi pada wanita secara global, yakni sebesar 43,3 persen. Sementara itu, kematian kanker ini sebesar 12,9 persen. (Purwandini Sakti Pratiwi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau