Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jasamarga

Pengobatan Alternatif Perburuk Kanker Payudara

Kompas.com - 12/03/2015, 09:00 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Pengobatan alternatif seperti menggunakan obat-obatan herbal sering kali menjadi pilihan seseorang penderita kanker payudara. Pengobatan alternatif diharapkan bisa menghilangkan kanker sehingga tak perlu operasi pengangkatan payudara. Tak heran jika pengobatan medis pun ditinggalkan.

Namun, langkah itu keliru karena hanya akan memperburuk sel kanker. Dokter spesialis bedah onkologi dari Rumah Sakit Kanker Dharmais Walta Gautama mengaku banyak mendapati pasien yang beralih ke pengobatan alternatif, tapi akhirnya kembali berobat ke dokter setelah sudah stadium lanjut.

“Tadinya masih stadium 1, lalu hilang ternyata cari pengobatan alteratif. Akhirnya kembali lagi ke saya setelah sudah stadium 3 sampai 4,” ujar Walta dalam acara Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) di Jakarta, Rabu (11/3/2015).

Padahal, jika sejak awal rutin melakukan pengobatan medis, angka kesembuhan lebih tinggi. Kanker payudara yang ditemukan pada stadium awal, angka kesembuhannya mencapai 98 persen. Tanpa pengobatan medis, sel kanker akhirnya bisa berkembang lebih cepat.

Walta pun melihat fenomena pengobatan alternatif malah meningkatkan pasien kanker yang datang berobat ke rumah sakit saat sudah stadium 3 dan 4. Menurut Walta, belum ada pembuktian bahwa pengobatan alternatif bisa menyembuhkan kanker.

“Silakan kalau mau kombinasi dengan obat herbal. Tapi, jangan tinggalkan medis,” tegas Walta.

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak diderita para wanita di Indonesia. Namun, kanker ini bisa diobati jika ditemukan sejak dini.

Sayangnya, hingga saat ini masih banyak pasien yang datang berobat saat sudah stadium lanjut. Selain karena beralih mencoba pengobatan alternatif, pasien yang datang terlambat umumnya kurang pengetahuan tentang gejala kanker payudara dan takut menjalani terapi kanker.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau