Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deteksi Kanker Payudara, Mobil Mamografi Bakal Keliling Jakarta

Kompas.com - 11/03/2015, 17:00 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Masih rendahnya kesadaran melakukan deteksi dini menyebabkan banyak pasien kanker payudara yang datang menjalani pengobatan saat sudah stadium lanjut. Sosialisasi pentingnya deteksi dini pun harus terus digalakkan untuk mencegah lebih banyak lagi pasien kanker payudara yang terlambat diobati.

Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) Linda Agum Gumelar mengatakan, salah satu bentuk sosialisasi yang dilakukan yaitu dengan mobil mamografi. Mamografi merupakan alat untuk mendeteksi adanya kanker payudara.

“Mobil mamografi akan keliling untuk memeriksa payudara para perempuan dan sosialisasi deteksi dini,” ujar Linda di Jakarta, Rabu (11/3/2015).

Satu unit mobil mamografi ini akan dijadwalkan keliling ke 60 puskesmas di Jakarta pada tahun ini. Pemeriksaan mamografi dalam mobil ini akan diberikan gratis bekerja sama dengan RS Kanker Dharmais.

Sebelumnya, mobil mamografi YKPI sudah beroperasi sejak 2005-2013 dan telah menjangkau sekitar 5000 orang. Tahun ini, diharapkan lebih banyak lagi menjangkau para perempuan.

Wakil Ketua YKPI Budiastuti A Tusin mengatakan, pihaknya berharap mobil ini dapat menjangkau seluruh wilayah di Indonesia. Namun, saat ini terpusat di Jakarta karena hanya ada satu unit mobil. Biaya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan mobil mamografi dalam sehari pun tak sedikit.

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker tertinggi yang diderita para perempuan di Indonesia.  Kanker ini umumnya diderita oleh mereka yang berusia di atas 40 tahun.

Selain mamografi, deteksi dini bisa dilakukan dengan rutin melakukan SADARI atau pemeriksaan payudara sendiri. SADARI dilakukan sebulan sekali setelah 7-10 hari selesai haid.

Pada wanita berusia di atas 40 tahun, sebaiknya rutin melakukan pemeriksaan payudara ke dokter sebanyak satu kali dalam satu tahun. Semakin awal kanker payudara diketahui, tingkat kesembuhannya pun semakin tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com