“Sekarang bila dilihat anak-anak saat ini kebanyakan bermain video game, menonton televisi, atau bermain gadget,” kata Heryudarini Harahap, peneliti gizi dalam acara workshop ‘Pola Aktivitas dan Gizi Seimbang untuk Tumbuh Kembang Anak yang Optimal’ yang diadakan Frisian Flag Indonesia di Jakarta, Kamis (23/4).
Hasil riset South East Asian Nutrition Survey (SEANUTS) menunjukkan, 57,3 persen anak di Indonesia dikategorikan tidak aktif. Tak hanya itu, prevalensi anak di Indonesia yang berada di depan layar televisi, komputer, atau video game lebih dari 2 jam sehari sebesar 55,2 persen.
SEANUTS dilakukan Frisian Flag Indonesia mulai Januari sampai Desember 2011 di 192 kelurahan/desa, 48 kabupaten/kota, dari 25 provinsi Indonesia.
Terkait kegiatan fisik, riset ini menggunakan pedometer (digiwalker) untuk mengukur aktivitas fisik anak, yakni menghitung jumlah langkah anak ketika bergerak. Namun alat ini tidak dipasang saat mandi atau aktivitas lain yang melibatkan air. Pedometer digunakan selama 2 hari berturut-turut untuk menggambarkan pola aktivitas fisik selama 60 menit dan intensitas sedang hingga tinggi pada anak.
“Untuk anak laki-laki yang aktif yaitu berjalan lebih dari 15.000 langkah tiap hari, dan bila kurang aktif di bawah 15.000 langkah. Untuk anak perempuan aktif angkanya yakni di atas 12.000 langkah per hari, dan yang kurang aktif di bawah 12.000 langkah,” papar Heryudarini, peneliti ahli dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia.
Dari sampel 2.601 anak, diketahui sebanyak 62,2 persen anak laki-laki tidak aktif, sementara anak perempuan yang aktif mencapai 52,3 persen. Dari segi tempat tinggal, tidak aktifnya anak baik di kota maupun desa tidak memiliki perbedaan yang terlalu mencolok, yakni 57,9 persen dan 56,8 persen.
Sementara itu, durasi anak berada di depan layar televisi, komputer, atau video game (screen time) turut berpengaruh dalam minimnya aktivitas fisik. Riset ini menghitung lamanya durasi menggunakan alat elektronik tiap harinya dengan kalkulasi khusus, sehingga diketahui berapa rata-rata screen time anak per harinya.
“Rata-rata anak di Indonesia berada di depan layar televisi, komputer, atau video game yakni 2,4 jam per hari. Sebanyak 55,2 persen anak-anak menghabiskan waktunya di depan layar selama lebih dari 2 jam per hari. Ini dapat dikategorikan tidak baik,” lanjut Heryudarini.
Riset ini juga menunjukkan bahwa anak yang kurang aktivitas fisik berisiko mengalami obesitas 3,6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang beraktivitas tinggi.
“Anak yang tidak aktif dapat timbul risiko obesitas, bahaya lainnya yaitu penyakit seperti diabetes melitus, hipertensi, osteopororis, dan penyakit degeneratif lainnya,” ungkap dr. M. F. Conny Tanjung, SpA(K), Ketua UK Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI dalam kesempatan yang sama. (Purwandini Sakti Pratiwi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.