KOMPAS.com - Sekarang ini, semakin banyak orang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Sayangnya, berat badan berlebih ini, tak sebanding dengan kekuatan tulang. Hasil penelitian terbaru, terjadi penipisan tulang pada manusia modern.
Para peneliti menemukan, tulang manusia zaman dulu lebih kuat. Sedangkan, tulang manusia sekarang ini cenderung lebih tipis. Kemudahan transportasi dan perkembangan teknologi bisa jadi salah satu penyebabnya.
Hasil penelitian Christopher Ruff, profesor di pusat anatomi dan evolusi John Hopkins University, beserta koleganya, menemukan alasan mengapa tulang manusia saat ini lebih ringan dan tidak sekuat nenek moyang dulu. Dengan menggunakan contoh tulang dari 1842 orang yang dikumpulkan dari seluruh Eropa mulai dari jaman Paleolitik (11.000 hingga 33.000 tahun yang lalu) hingga ke abad 20, mereka menemukan fakta, bahwa tulang terkuat berasal dari nenek moyang yang hidup dengan cara berburu dan bercocok tanam. Cara hidup menetap yang terjadi setelah masa itu, membawa perubahan besar bagi tulang manusia.
Ruff dan timnya melihat tulang panjang yang berada di kaki dan lengan, yang biasanya digunakan untuk mengontrol kekuatan. Adanya gerakan seperti berjalan dan lari, direfleksi pada tulang ini. Pada era Mesolitikum, 10.000 tahun yang lalu, manusia mulai hidup menetap dan kekuatan tulang kaki mengalami penurunan dari masa itu. Tulang lengan juga menurun, dan tidak menunjukkan perubahan apapun lagi hingga sekarang. Menurut Ruff, penurunan kekuatan tulang terjadi, bukan karena pola makan tapi justru karena kurangnya aktivitas sehingga tulang jadi lebih ringan.
Meski begitu, bukan berarti tulang kita tidak bisa mendapatkan kekutannya lagi. Kekuatan tulang bergantung pada penggunaanya. Hal ini terbukti pada tulang pemain tenis dan baseball yang memiliki tulang lebih kuat setelah digunakan untuk memukul dan menangkap bola. Namun, tetap saja dibutuhkan latihan fisik yang konsisten untuk memperoleh tulang yang kuat. Penting juga bagi kita untuk menjaga tulang, dengan menghindari gaya hidup dan pola makan yang bisa menyebabkan kerapuhan tulang dan osteoporosis. Jadi, yuk biasakan melakukan aktivitas fisik, seperti berjalan, berlari dan berolahraga lainnya, serta mengonsumsi makanan sehat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.