Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/08/2015, 18:09 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Risiko tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit jantung bervariasi antara orang-orang dari latar belakang etnis yang berbeda.

Orang dewasa yang tinggal di Amerika Serikat, cenderung meninggal karena penyakit jantung daripada penyebab lainnya, terlepas dari ras atau etnis mereka. Tapi, kelompok suku tertentu menghadapi risiko yang lebih besar daripada yang lain.

Perbedaan-perbedaan ini muncul dari peningkatan kejadian tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas di beberapa populasi suku bangsa tertentu dibandingkan dengan yang terjadi pada orang kulit putih Amerika.

Perbedaan genetik memang ada. Meski demikian, masih agak sulit menemukan penyebab langsung meningkatnya risiko suatu penyakit di kalangan etnis tertentu. Pasalnya, masing-masing etnis memiliki keragaman genetik di dalam kelompoknya, sehingga tidak dapat digeneralisasi untuk seluruh anggota etnis.

Banyak faktor yang saling terkait yang berkontribusi pada tingginya kejadian penyakit jantung yang terlihat di antara beberapa kelompok. Pendapatan rendah, misalnya. Hal ini memengaruhi di mana mereka tinggal, yang pada gilirannya memengaruhi akses mereka terhadap makanan sehat, sarana olahraga dan kesehatan yang berkualitas. Dengan kata lain, "Kode Pos Anda lebih penting daripada kode genetik Anda," kata Dr Eldrin Lewis, seorang ahli jantung di Harvard yang berafiliasi di Brigham and Women's Hospital.

Afro-Amerika

Sekarang ini, tingkat kesejahteraan antara orang kulit hitam dengan kulit putih di A.S. sudah banyak yang setara. Namun, ditemukan bahwa risiko penyakit jantung pada orang kulit hitam Amerika (Afro-Amerika) lebih tinggi dari kulit putih.

Dr. Lewis mengatakan, hampir setengah orang Afro-Amerika memiliki penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan sekitar sepertiga populasi orang dewasa berkulit putih. Perbedaan genetik yang menyebabkan Afro-Amerika cenderung mendapat tekanan darah tinggi mungkin memainkan peran.

Beberapa peneliti menduga bahwa orang-orang yang tinggal di kawasan Afrika mengembangkan kecenderungan genetik sensitif garam, yang berarti tubuh mereka lebih menyimpan garam. Kondisi ini meningkatkan volume darah yang pada gilirannya meningkatkan tekanan darah. Sensitivitas garam memungkinkan tubuh untuk menghemat air, yang dapat bermanfaat dalam iklim kering panas. Generasi yang sekarang mendapat warisan itu.

 

Paradoks Hispanik

Hispanik dan Latin memiliki tingkat obesitas, diabetes, dan faktor risiko kardiovaskular lebih tinggi dibandingkan dengan orang kulit putih. "Namun nampaknya mereka memiliki risiko penyakit jantung yang lebih rendah," kata Dr Enrique Caballero dari Initiative Diabetes Latino di Harvard yang berafiliasi pada Joslin Diabetes Center.

Sebuah laporan terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di A.S. (CDC) menemukan bahwa meski menghadapi hambatan sosial ekonomi yang lebih buruk, orang Hispanik berisiko 25% lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal karena penyakit jantung dibandingkan kulit putih. Paradoks Hispanik ini masih belum bisa dipahami dengan baik. Ada kemungkinan ini  disebabkan ketidakakuratan data jumlah penderita jantung dan penyebab kematian mereka, kata Dr. Cabalerro.

 

Risiko Asia

India, Cina, dan Filipina adalah yang kelompok terbesar ke-7 imigran di Amerika Serikat. Di antara kelompok-kelompok ini, tingkat risiko penyakit jantung bervariasi. Asia Selatan cenderung memiliki tingkat yang lebih tinggi memiliki gangguan koroner arteri. Secara umum, orang-orang Asia Timur cenderung berisiko lebih rendah terhadap penyakit jantung dibanding orang Amerika lainnya.

Namun, anak-anak mereka yang mengadopsi budaya Barat cenderung obesitas dan punya faktor risiko jantung lebih tinggi. "Harus digarisbawahi bahwa gaya hidup  punya pengaruh besar terhadap kesehatan jantung," jelas Dr Lewis.

"Sementara kita  menerima perbedaan ras dapat memengaruhi risiko penyakit jantung, kita juga harus sadar, bahwa pengaruh itu tidak sebesar pengaruh gaya hidup," kata Dr Lewis.

Pola makan minim lemak jenuh, rutin berolahraga, hindari rokok dan stres tetap jadi andalan untuk menjaga jantung tetap sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com