Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Percaya Mitos Seputar Vaksin? Baca Dulu Faktanya!

Kompas.com - 23/09/2015, 11:49 WIB
3. Vaksin digunakan hanya untuk mencari keuntungan.

Mitos: Dokter dan perusahaan asuransi mempromosikan penggunaan vaksin sebagai cara untuk mendapatkan keuntungan semata.

Fakta: Kebanyakan perusahaan asuransi menanggung biaya vaksinasi untuk mencegah pengeluaran berlebihan yang harus dibuat oleh pasien mana kala terkena penyakit.

4. Mengandung antigen berlebihan

Mitos: Anak anak mendapatkan vaksinasi jauh lebih banyak dibanding sebelumnya, dan vaksinasi membuat antigen di dalam tubuh anak menjadi bertambah (antigen adalah bagian dari vaksinasi yg berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit). Apabila berlebihan, maka akan berbahaya bagi kesehatan anak anak.

Fakta: Walaupun saat ini lebih banyak vaksinasi yg diberikan, tetapi jumlah antigen yg diberikan kepada pasien jauh lebih sedikit dibandingkan dengan 30 tahun yg lalu.

Menurut Dr.Sanjay Gupta dari CNN, pada tahun 1980 pasien menerima kurang lebih 3000 antigen, sementara saat ini pasien hanya 150 antigen. Menjauhkan vaksinasi dari anak anak dalam jangka waktu yang lama, dengan didasari ketakutan terhadap jumlah antigen yang berlebihan, hanya akan membuat anak anak semakin rentan terkena penyakit.

Kemudian mengenai autisme, sama seperti thimerosal, jumlah penderita autisme meningkat ketika jumlah antigen yang digunakan menurun.

5. Penyakitnya sudah hilang

Mitos: Lebih baik vaksin dihindari karena anak-anak tidak terlalu membutuhkan. Penyakit yang dicegah sudah lama tidak ada dan jika ada, bisa hilang dengan sendirinya.

Fakta: Pada tahun 2014 kasus penyakit campak di AS sangat tinggi dengan jumlah kasus 644. Sumber penularan diketahui dari seorang anak yang tidak divaksin lalu tertular virus ini dan menularkannya ke anak-anak lain.

Campak bukanlah penyakit ringan karena dapat menyebabkan kerusakan otak dalam jangka panjang, ketulian, serta kematian. Secara umum, ini adalah pembunuh utama pada anak-anak menurut data yang dihimpun oleh WHO.

Sebelum vaksin campak ditemukan di tahun 1960an, ada sekitar 3 juta hingga 4 juta kasus campak per tahun yang mengakibatkan kematian hingga 500 kasus di AS.

Vaksinasi campak di negara ini telah mengurangi tingkat infeksi dalam populasi 99 persen dibandingkan pada waktu vaksin belum ditemukan. (Muthia Zulfa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com