Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enam Komplikasi Medis yang Bisa Terjadi pada Bayi Prematur

Kompas.com - 27/09/2015, 19:58 WIB
Lily Turangan,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Kebanyakan pendarahan otak ringan dan sembuh sendiri tanpa atau dengan sedikit efek samping lanjutan. Perdarahan yang lebih parah dapat menyebabkan struktur ventrikel otak berkembang pesat terisi cairan, menyebabkan  otak tertekan dan dapat menyebabkan kerusakan otak seperti cerebral palsy, gangguan belajar dan masalah perilaku.

Dalam kasus tersebut, ahli bedah dapat memasukkan selang ke dalam otak untuk mengalirkan cairan dan mengurangi risiko kerusakan otak. Dalam kasus ringan, obat dapat mengurangi penumpukan cairan.

4. Hiperbilirubinemia

Hiperbilirubinemia terjadi karena kadar bilirubin terlalu tinggi, ditandai oleh perubahan warna kulit dan bagian putih mata menjadi kuning (bayi kuning). Bilirubin adalah pigmen kuning yang memang ada pada sel darah kita. Hiperbilirubinemia lebih umum terjadi pada bayi prematur dibandingkan pada bayi lahir cukup bulan.

Tingkat bilirubin yang sangat tinggi dapat menyebabkan kerusakan otak sehingga bayi kuning harus dirawat dengan cepat sebelum bilirubin mencapai tingkat berbahaya. Bayi kuning ditempatkan di bawah lampu biru khusus yang membantu tubuh menghilangkan bilirubin. Pada kasus yang parah, transfusi harus dilakukan untuk mengganti darah bayi dengan darah baru yang sehat.

5. Retinopati prematuritas (ROP)

ROP adalah pertumbuhan abnormal pembuluh darah di mata yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan. Hal ini terjadi terutama pada bayi yang lahir sebelum 32 minggu kehamilan. ROP didiagnosis ketika bayi diperiksa oleh dokter mata.

Kebanyakan kasus yang ringan dan sembuh dengan sendirinya dengan sedikit atau tanpa kehilangan penglihatan. Dalam kasus yang lebih parah, dokter mata dapat mengobati pembuluh abnormal dengan laser atau dengan cryotherapy (pembekuan) untuk melindungi retina dan memertahankan penglihatan.

6. Anemia

Dalam beberapa minggu pertama kehidupan, bayi tidak membuat banyak sel darah merah baru. Selain itu, sel darah merah bayi memiliki masa hidup yang lebih pendek daripada orang dewasa. Hal tersebut menyebabkan banyak bayi prematur kekurangan jumlah sel darah merah yang diperlukan untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Kondisi yang disebut anemia ini mudah didiagnosis dengan menggunakan tes hitung sel darah merah di laboratorium. Beberapa bayi prematur, terutama yang beratnya kurang dari 1.000 gram, membutuhkan transfusi sel darah merah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau