Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 05/11/2015, 20:00 WIB
EditorLusia Kus Anna
KOMPAS.com - Penyakit diabetes belakangan ini menjadi ancaman serius bagi manusia dan merupakan 10 penyebab kematian utama di dunia. Perubahan gaya hidup modern menjadi salah satu pemicunya.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar, diperkirakan 7 persen orang Indonesia menderita diabetes melitus. Pada tahun 2030, diperkirakan ada 11,8 juta penduduk Indonesia yang menderita penyakit ini. Angka tersebut naik hampir dua kali lipat dari angka 7,6 juta jiwa yang tercatat di tahun 2013.

Menurut Prof.Agung Pranoto, Msc, Sp.PD, pemicu diabetes di Indonesia berbeda-beda pada tiap provinsi.

"Kalau di kota besar biasanya karena gaya hidup yang berubah, menjadi kurang aktif dan kegemukan. Pola makan juga berubah," katanya dalam wawancara dengan media di Jakarta (5/11/15).

Sementara itu di daerah atau kota kecil perubahan pola makan diduga ikut meningkatkan risiko diabetes. "Pola makan orang sekarang tinggi fruktosa atau gula," ujar Presiden Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) ini.

Meski diabetes bisa menyebabkan komplikasi serius, tetapi banyak orang yang tidak menyadari dirinya menderita penyakit ini. Hal ini karena diabetes timbul perlahan-lahan dan tidak disadari.

"Ketika organ pankreas kita sebagai penghasil insulin mengalami penurunan sampai 45 persen baru muncul gejala. Tapi biasanya kadar gula darahnya sudah sangat tinggi. Sebelum itu tidak ada gejala apa-apa," paparnya.

Oleh karena itu setiap orang hendaknya menyadari pentingnya melakukan deteksi dini. Terlebih jika ada riwayat diabetes dalam keluarga.
 
"Kalau lingkar perutnya sudah lebih dari 80 cm pada perempuan dan lebih dari 90 cm pada laki-laki, segera turunkan berat badan. Jangan tunggu sampai kadar gula darah menjadi tinggi," kata Agung.

Penurunan lingkar pinggang dan berat badan bisa dicapai dengan rutin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari dan mengatur asupan makanan dengan gizi seimbang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+