Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlemakan Hati Bisa Sebabkan Sirosis Hingga Kanker

Kompas.com - 07/12/2015, 17:15 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai penyakit mengintai orang-orang yang kegemukan atau obesitas. Salah satunya adalah perlemakan hati atau menumpuknya lemak dalam hati.

Dr. Laurentus A Lesmana, SpPd-KGEG mengatakan, mulanya perlemakan hati kurang menjadi perhatian, karena dianggap tidak berbahaya. Akan tetapi, perlemakan hati bisa menyebabkan peradangan hati hingga berkembang jadi sirosis atau pengerasan hati.

"Mayoritas hanya mengalami perlemakan hati. Tapi ada beberapa pasien yang menderita sirosis. Mekanismenya kompleks untuk bisa menyebabkan peradangan, kemudian jadi sirosis," jelas Laurentus di MRCCC Siloam Hospitals, Semanggi, Jakarta, Senin (7/12/2015).

Laurentus menjelaskan, perlemakan hati juga bisa mengalami komplikasi serius jika disertai penyakit diabetes melitus, terinfeksi hepatitis B, dan hepatitis C. Penyakit tersebut mempercepat terjadinya sirosis hati, bahkan bisa berkembang jadi gagal hati hingga kanker hati.

Berdasarkan data hasil medical check up di RS Medistra tahun 2013, sebanyak 56 persen dari 1054 pasien yang mengalami hipertensi juga disertai kenaikan kadar lemak, dan diabetes.

Selain itu, dari sejumlah pasien kanker hati di RS Medistra, sebanyak 33 persen pasiennya ternyata tidak terinfeksi virus hepatitis B maupun C.

Sehingga, perlemakan hati pun diduga sebagai penyebab terjadinya kanker hati. Proses perlemakan hati menjadi sirosis hati hingga kanker butuh waktu yang panjang. Untuk itu, jika terjadi perlemakan hati, sebaiknya segera diatasi untuk mencegah komplikasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com