Peneliti dari Johns Hopkins University memperkirakan, 80-90 persen orang di Amerika Utara mengonsumsi kafein secara teratur.
Meski beberapa studi menyebutkan manfaat kesehatan kafein, tetapi ada juga risikonya, terutama kalau dikonsumsi cukup banyak. Perkaya informasi Anda mengenai zat ini.
1. Apa itu kafein
Kafein adalah obat yang ditemukan secara alami dalam biji kopi, daun teh, atau pun kokoa. Rasanya sangat pahit dan tidak berbau.
Para ilmuwan percaya tumbuhan memproduksi kafein sebagai mekanisme bertahan. "Supaya tidak dimakan. Secara alami kafein dibuat untuk menjauhi hama," kata Jennifer Temple, peneliti bidang kafein dari Universitas Buffalo.
Manusia lalu mengubah zat alami itu menjadi berbagai jenis makanan, minuman, dan juga obat-obatan.
2. Pengaruhnya pada tubuh
Begitu kita menyeruput kafein, ia langsung masuk ke peredaran darah melalui lambung dan usus kecil, lalu efeknya mulai terasa dalam 15 menit.
Kafein menghalangi kerja zat kimia otak adenosine, yang terkait dengan rasa kantuk. Kafein juga memicu pelepasan adrenalin yang akan menyebabkan otot mengencang dan meningkatkan detak jantung serta tekanan darah.
Efek fisik dari kafein ini akan hilang sekitar satu jam setelahnya. Konsumsi kafein dosis rendah diketahui menghasilkan mood yang positif, misalnya rasa bahagia, berenergi, lebih waspada, dan juga jadi senang mengobrol.
Tetapi konsumsi kafein rutin akan menimbulkan toleran di tubuh sehingga untuk mendapatkan efek positif yang sama dibutuhkan dosis yang lebih besar.
3. Batasannya
Untuk orang dewasa yang sehat, FDA merekomendasikan konsumsi kafein tak lebih dari 400 miligran setiap hari, sekitar 4-5 cangkir kopi.
Walau begitu, batasan aman kafein bervariasi pada setiap orang. Dalam dosis tinggi kafein sangat berbahaya. Di AS ada laporan remaja yang tewas akibat overdosis kafein bubuk sehingga ia mengalami gangguan irama jantung dan kejang.
4. Risiko
Manfaat kafein bagi kesehatan sudah cukup sering diulas. Yang juga perlu diketahui adalah efek sampingnya. Kafein bisa meningkatkan tekanan darah sehingga arteri menjadi kaku.
Konsumsi kafein secara rutin dalam dosis tinggi juga tidak disarankan untuk penderita diabetes tipe dua. Kafein juga menyebabkan sulit tidur, rasa terbakar di dada, dan kecemasan.
5. Untuk obat
Kafein yang diolah bersama sodium atau potasium sudah dipakai dalam obat-obatan untuk menolong bayi prematur bernapas. Obat tersebut juga membantu anak balita yang mengalami gangguan pernapasan setelah operasi.
Kafein juga terdapat dalam obat migrain dan terkadang dikombinasikan dengan aspirin dan asetamenopen untuk meningkatkan efektivitasnya.
6. Gejala nagih
Bila kita terbiasa mengonsumsi kafein, sangat mungkin kita mengalami gejala nagih, misalnya saja sakit kepala, nyeri otot, mudah marah, depresi, gejala mirip flu, dan kelelahan.
Gejala itu bisa muncul 24 jam setelah cangkir terakhir kita mengasup kafein dan dapat bertahan sampai dua hari, bahkan satu minggu setelahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.