JAKARTA, KOMPAS.com - Dokter Spesialis Ortopedi dan chiropractic, keduanya sama-sama menangani masalah tulang dan persendian. Lalu, apa bedanya?
Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi-Konsultan Spine, Didik Librianto menjelaskan, chiropractic sendiri bukan bagian dari bidang ilmu kedokteran atau tidak masuk dalam kurikulum pendidikan dokter ortopedi. Chiropractic merupakan pengobatan tradisional luar negeri.
"Chiropractic itu bukan bagian dari pendidikan ortopedi. Kita dari bagian tulang belakang tidak mengenal chiropractic," terang Didik di Jakarta, Jumat (8/1/2016).
Didik mengatakan, seorang dokter ortopedi tidak boleh melakukan manipulasi berlebihan atau adjustment pada tulang pasien, seperti menggeser-geser bagian leher tanpa ada pemeriksaan terlebih dahulu.
Menurut Didik, jika ada masalah tulang, sebaiknya berobat ke dokter terlebih dahulu untuk mengetahui lebih jelasnya sebelum dilakukan pengobatan.
"Kita, kan enggak tahu di dalam ada infeksi tulang, apa ada yang rusak, tumor, pergeseran bantalan, kelainan bentuk, semua harus diperiksa dulu detail dulu baru kita tahu," kata Didik.
Sementara itu, dokter chiropractic Magieline Rosalina menjelaskan, chiropractic hingga saat ini memang masih dianggap sebagai pengobatan tradisional.
Namun, di Indonesia sendiri sudah ada Perhimpunan Chiropraksi Indonesia (Perchirindo) dan juga pendidikannya di Biomechanical Medicine Convention Course. Kursus itu hanya boleh diikuti oleh lulusan kedokteran. Untuk itu, terapi chiropractic pun tidak sembarangan dilakukan kepada pasien.
"Kita juga punya prosedur yang harus dipatuhi. Sebelum diterapi, pasien diwawancara, apakah punya riwayat penyakit, diperiksa tulangnya, persendian. Pemeriksaannya banyak. Harus detail," terang Magie.
Magie mengatakan, terapi chiropractic juga tidak hanya dengan adjustment hingga terdengar bunyi krek. Ada banyak teknik chiropractic, termasuk dengan alat bantu atau instrumen. Teknik apa yang digunakan, tentu kembali pada hasil pemeriksaan pasien.
Chiropractor pun tidak akan melakukan terapi, jika hasil pemeriksaan pada pasien tidak memungkinkan untuk diterapi dengan chiropractic.
"Kalau ada kasus patah tulang, ya kita enggak akan sentuh karena memang bukan bidang kita. Tapi kalau masalah di otot, persendian, itu bisa bidang chiropractic yang betulin. Atau bisa juga ke fisioterapi yang kerjanya di bagian otot," papar Magie.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.