Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/01/2016, 20:11 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski dipercaya bisa sebagai terapi penyembuhan tulang belakang, terapi chiropractic juga tak bisa asal-asalan dilakukan pada pasien. Para dokter chiropractic harus mematuhi prosedur melakukan terapi yang sudah disusun oleh Perhimpunan Chiropraksi Indonesia (Perchirindo).

Dokter chiropractic Magieline Rosalina mengungkapkan, pertama-tama chiropractor harus melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap pasien, mulai dari pemeriksaan fisik dan meminta data mengenai riwayat penyakit.

"Pertama kita harus anamnesa dulu, sakitnya apa, bagian mana, ada riwayat sakit yang lain atau tidak," kata Magie saat ditemui Kompas.com di Citylife Chiropractic, Jakarta, Kamis (7/1/2015).

Chiropractor akan melakukan pemeriksaan postur tubuh dan analisis melalui pergerakan untuk melihat bagian mana yang nyeri. Selain itu, melakukan pemeriksaan terhadap bagian otot dan saraf.

"Kita raba ototnya satu-satu, bagian mana yang kaku, tegang, ketarik. Lalu, pemeriksaan saraf. Badan itu kan sinyalnya banyak, alur mana nih yang salah, kita cari tahu," terang Magie.

Selain itu juga bisa dilakukan pemeriksaan penunjang seperti X-Ray untuk mengetahui struktur tulang belakang. Tak hanya pemeriksaan tulang belakang, rekam medis pasien seperti hipertensi, diabetes, jantung, stroke, hingga kanker harus diketahui oleh chiropractor terlebih dahulu.

Setelah pemeriksaan lengkap, chiropractor akan menentukan apakah pasien bisa dilakukan terapi chiropractic atau tidak.

"Dari pemeriksaan kita simpulkan, apakah orang ini tepat diterapi chiropractic. Jangan sampai kita terapi pasien dengan kontraindikasi. Atau kita harus kirim ke bidang lain, karena chiropractic kan enggak bisa menyelesaikan semuanya," ujar Magie.

Jika pada pasien bisa dibantu dengan chiropractic, dari hasil pemeriksaan itu juga, chiropractor akan menentukan teknik yang digunakan untuk terapi.

Terapi chiropractic yang dilakukan juga tak hanya dengan manipulasi atau adjustment hingga berbunyi krek. Ada pasien yang diterapi dengan menggunakan alat atau instrumen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau