Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/01/2016, 20:45 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - I Wayan Sumardana alias Wayan Sitawan dijuluki Iron Man dari Bali karena mengenakan tangan robot yang dibuatnya sendiri. Pria yang akrab disapa Tawan itu mengaku bisa menggerakan lengannya yang lumpuh karena stroke berkat bantuan tangan robot.

Pengakuan Tawan itu sontak membuat banyak orang bertanya-tanya bagaimana cara kerja tangan robot yang hanya terbuat dari barang bekas itu. Ada yang menyatakan kagum, ada pula yang menuding Tawan berbohong. Lantas, mungkinkah teknologi yang digunakan Tawan mampu menggerakan lengan yang lumpuh?

Seorang ahli saraf dan juga ahli saraf intervensi, Dr. Fritz Sumantri Usman Sr, SpS, FINS mengungkapkan, secara teori, Tawan mungkin saja mampu membangkitkan gelombang Mu di otaknya. Mu merupakan gelombang yang berkaitan dengan aktivitas motorik atau gerak.

"Jika gelombang Mu itu dikumpulkan, diperbesar, gelombang itu bisa digunakan sebagai pusat tenaga. Setelah diolah sirkuit elektronik tertentu, alat itu menstimulus otot-otot di lengan supaya bisa bergerak," terang Fritz kepada Kompas.com, Sabtu (23/1/2016).

Akan tetapi, menurut Fritz, seseorang perlu banyak berlatih untuk bisa mengaktifkan gelombang Mu. Gelombang Mu biasanya muncul saat seseorang rileks. Dengan menggunakan elektroda di kepala dan Electricencephalography (EEG), gelombang di otak tersebut bisa terlihat. EEG merupakan alat untuk merekam aktivitas listrik di otak.

Melihat alat yang digunakan Tawan, tangan robotnya itu juga tersambung dengan rangkaian elektrik yang melingkar di kepalanya. Dengan kekuatan pikiran, Tawan mengaku dapat menggerakkan tangannya itu dengan alat buatannya.

Namun, secara logika, untuk menangkap lebih banyak gelombang Mu, Tawan sebaiknya juga meletakkan elektroda itu di puncak kepalanya. Sebab, menurut Fritz, gelombang Mu paling banyak terdapat di puncak kepala dan di sekitar telinga.

"Mungkin dia (Tawan) sudah terlatih bisa mengaktifkan gelombang Mu. Makanya dia bilang itu alat cuma bisa dipakai dia sendri. Secara logika memang gelombang Mu tidak bisa timbul seketika pada semua orang," lanjut Fritz.

Fritz mengatakan, berdasarkan sejumlah jurnal kedokteran, memang hanya gelombang Mu di otak yang bisa diubah menjadi kinetik atau gerak. Gelombang Alfa, Beta, Teta, dan Delta tidak bisa diubah menjadi gelombang kinetik.

Selain itu, banyak pula yang mempertanyakan gerakan tangan Tawan, mulai dari pangkal bahu hingga jari-jarinya. Mengenai hal itu, menurut Fritz mungkin saja Tawan sebenarnya tidak lumpuh total di seluruh lengannya sehingga bagian jarinya pun tetap bisa digerakkan.

Bekerja atau tidaknya tangan robot yang diciptakan Tawan, tentu perlu penelitian lebih lanjut. Namun, kreativitas Tawan dalam mengatasi keterbatasannya perlu diapresiasi.

Fritz mengungkapkan, di dunia juga sudah dilakukan penelitian serupa. Di luar negeri, sudah dikembangkan terapi robotik untuk membantu pemulihan pasien stroke.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau