Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rajin "Nge-gym" tetapi Tak Kunjung "Six Packs"?

Kompas.com - 09/02/2016, 11:00 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

KOMPAS.com - Mungkin kejadian ini dialami banyak di antara kita. Sudah rutin nge-gym lima kali seminggu, tetapi tak ada perubahan pada tubuh. Berat badan tidak juga turun. Perut six packs apalagi. Sebenarnya apa sih yang salah?

Tony DeSantis, seorang master trainer dari AS, mempunyai jawabannya untuk Anda.

Nutrisi yang salah
Bila kita bisa mengatur pola makan dengan benar, kita sudah memenangi separuh dari pertempuran untuk menurunkan berat badan. Kita bisa saja olahraga lima hari seminggu di gym, tapi tanpa nutrisi yang benar, semua kerja keras kita sia-sia belaka. Tubuh kita butuh bahan bakar yang tepat untuk mendukung olahraga kita.

DeSantis menyarankan pola makan kaya protein, sayur, buah, dan lemak baik untuk mendukung kegiatan di gym. Pilih sumber karbohidrat yang sehat, seperti nasi merah atau roti gandum.

Ganti camilan keripik kentang dengan kedelai rebus. Pilih ikan salmon daripada steik T-bone. Jangan lupa, makanlah dengan porsi kecil tetapi sering. Anda boleh makan lima sampai enam kali sehari dengan porsi kecil.

Tidak pernah berganti latihan
Jujur saja, apa saja yang Anda lakukan saat di gym? Melakukan latihan yang sama setiap hari? Mengganti latihan setiap tiga sampai empat minggu ternyata memberi hasil latihan yang berbeda.

Tiga sampai empat minggu adalah waktu bagi tubuh untuk bekerja keras dan memberi hasil. Sebelum tubuh terbiasa dengan rutinitas yang sama, kita sudah menggantinya dengan rutinitas baru.

Perubahan ini akan membuat otot terkejut dan memaksa otot bekerja lebih keras untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. Anda akan terkejut sendiri melihat betapa cepat terjadi perubahan dengan mengubah rutinitas latihan setiap tiga atau empat minggu.

Kurang intensitas
Kurang intensitas artinya tubuh kita belum bekerja cukup keras. Apa indikasi tubuh kita bekerja lumayan keras?

Keringat adalah indikator pertama tubuh bekerja keras. Memang ada orang yang gampang berkeringat dan ada orang yang tidak. Keringat adalah reaksi tubuh kita yang mengalami pemanasan. Pemanasan terjadi ketika tubuh bekerja.

Indikator selanjutnya adalah napas. Napas yang terengah-engah adalah tanda tubuh bekerja keras. Jika Anda tampak bercakap-cakap sambil latihan beban, itu tanda tubuh tidak bekerja keras.

Tanda terakhir adalah detak jantung yang meningkat. Ketika detak jantung meningkat, Anda bergerak ke zona latihan yang menjanjikan hasil.

Bila Anda sudah menguasai latihan dengan baik, itu tandanya Anda harus memaksa diri naik ke level selanjutnya. Tambahkan beban atau tambah hitungan.

Sindroma OMGD
OMGD adalah singkatan dari One Muscle Group Per Day Syndrome. Artinya, sindroma latihan satu kelompok otot per hari.

Sindroma ini dialami oleh banyak orang. Misalnya, sehari hanya melatih otot dada. Besok hanya latihan punggung. Lusa hanya latihan lengan. Latihan satu kelompok otot per hari tidak menjanjikan hasil yang maksimal.

Seharusnya kita melakukan kelompok otot yang beragam dalam sekali latihan. Misalnya, mengombinasikan latihan dada dengan punggung untuk latihan tubuh bagian atas.

Latihan berlebihan
Memang dalam berlatih kita harus memaksa diri sendiri untuk mencapai hasil terbaik. Namun, pemulihan dan istirahat juga termasuk elemen penting dalam berlatih. Jika kita tak memberi istirahat yang diperlukan otot setelah latihan intensif, tubuh tidak akan menghasilkan otot kencang yang diinginkan.

Sebaliknya, latihan berlebihan malah akan membakar otot. Latihan berlebihan juga membuat tubuh kelelahan dan rentan cedera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com