Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/02/2016, 11:00 WIB
|
EditorLusia Kus Anna

KOMPAS.com - Kandungan protein dalam telur sangat penting bagi kesehatan kita. Namun kandungan 186 mg kolesterol di dalamnya membuat para ahli merekomendasikan pembatasan konsumsi telur. Maksimal asupan kolesterol yang disarankan adalah 300 mg sehari.

Namun pada tahun 2000 American Heart Association merevisi rekomendasi ini. Asosiasi para ahli jantung dari Amerika Serikat itu mengatakan aman untuk mengonsumsi satu telur sehari. Studi baru pun menambah bobot terhadap rekomendasi tersebut.

Ilmuwan menemukan asupan tinggi kolesterol dari telur tidak berdampak pada kesehatan jantung.

Menurut mereka, mengonsumsi setara dengan satu butir telur setiap hari tidak meningkatkan risiko serangan jantung. Oleh karena itu, makanan tinggi kolesterol seharusnya tidak dihubung-hubungkan dengan penyakit jantung dan pembuluh darah.

Penemuan ini bahkan juga berlaku untuk mereka yang secara genetika lebih mudah kena penyakit jantung gara-gara kolesterol dari makanan yang memengaruhi metabolisme mereka.

Bagi sebagian besar orang, kolesterol dari makanan hanya berdampak kecil pada serum kolesterol, zat yang disebut kolesterol di dalam pembuluh darah. Tambahan lagi, hanya sedikit studi yang membuktikan asupan kolesterol dari makanan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Itulah sebabnya di seluruh dunia banyak ahli gizi tidak lagi membatasi jumlah kolesterol makanan yang boleh diasup.

Namun ada manusia tertentu pembawa apolipoprotein E-type3 allele-APOE4 yang memengaruhi metabolisme protein. Bagi pembawa APOE4, kolesterol dari makanan berdampak besar terhadap serum kolesterol dalam darah. Demikian kata peneliti dari University of Eastern Finland.

Fenotip APOE4 terdapat di Finlandia dan dimiliki oleh orang-orang keturunan Finlandia. Hampir sepertiga dari populasi Finlandia membawa fenotip tersebut.

Hingga saat ini data kaitan antara diet tinggi kolesterol dan risiko penyakit jantung pada pembawa fenotip itu masih belum ada. Para ilmuwan mulai mencari efek kolesterol dari makanan terhadap pembawa APOE4. Mereka meneliti kebiasaan makan 1.032 pria usia 42 sampai 60.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+