JAKARTA, KOMPAS.com – Terlalu banyak konsumsi garam memang bisa menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Namun, bukan berarti garam menjadi musuh besar bagi tubuh.
Garam diperlukan manusia untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Pakar nutrisi Emilia Achmadi mengatakan, garam bahkan sering digunakan para atlet untuk mencegah atau mengatasi kram.
“Kalau ada atlet kram, itu kandungan garamnya kurang. Saat olahraga itu kan dia berkeringat terus,” kata Emilia dalam acara peluncuran minuman Nu Oceana di Jakarta, Rabu (6/4/2016).
Untuk itu, Emilia tak pernah menganjurkan seseorang melakukan diet garam dengan berpantang makanan bergaram sama sekali.
Kebanyakan konsumsi garam memang bisa memicu sakit jantung akibat hipertensi. Akan tetapi, kekurangan garam pun bisa menyebabkan penyakit jantung. Kurangnya garam dalam tubuh membuat keseimbangan cairan dalam tubuh terganggu.
“Kalau diet garam yang pertama jadi korban adalah jantung. Jantung juga bisa kram,” ujar Emilia.
Pada ibu hamil, kekurangan iodium dalam garam bisa menyebabkan bayi yang dikandung kekurangan hormon tiroid. Hormon tiroid dibutuhkan untuk metabolisme tubuh dan perkembangan otak bayi.
Emilia mengungkapkan, konsumsi garam yang menyebabkan penyakit jika dalam jumlah yang tidak tepat. Bisa karena terlalu banyak maupun terlalu sedikit garam. Asupan garam dalam tubuh yang dianjurkan hanya 1 sendok teh atau sekitar 2000 miligram natrium/sodium.
“Kesalahan kita itu konsumsi garam yang salah dalam jumlah yang salah,” kata Emilia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.