JAKARTA, KOMPAS.com - Masalah yang dihadapi kebanyakan anak jalanan tak hanya hidup di bawah tekanan atau bertahan dengan keterbatasan, seperti makan dan tempat tinggal. Mereka juga menjadi kelompok yang rentan mengalami kekerasan seksual. Namun, masalah ini masih luput dari perhatian.
"Mereka kelompok rentan karena enggak dapat informasi, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi," ujar Peneliti Pusat Penelitian HIV-AIDS (PPH) Atmajaya Kekek Apriana DH dalam acara diskusi di Jakarta, Senin (16/5/2016).
Berdasarkan hasil penelitian awal yang dilakukan PPH Atmajaya, remaja jalanan yang lebih tua kerap melampiaskan hasrat berhubungan seksual kepada remaja yang lebih muda. Mereka yang menjadi korban kekerasan pun sulit melawan, karena kebutuhan uang dan makan.
Penelitian awal ini dilakukan terhadap 43 remaja jalanan di Jakarta berusia 15-18 tahun. Banyak anak jalanan yang putus sekolah, kemudian bekerja menjual koran, pedagang asongan, menyemir sepatu, menjadi tukang parkir, pemulung hingga pengemis untuk mendapatkan uang.
Beberapa di antara mereka pun melakukan perilaku seks berisiko. Lokasi seks bisa dilakukan mulai dari tempat nongkrong, pinggir empang, kolong jembatan, halte, dan hotel. Perilaku ini tentu membuat mereka berisiko terkena HIV. Apalagi, perilaku seperti ini bisa terjadi berkelanjutan.
Manager Advokasi Sahabat Anak, Walter Simbolon mengatakan, kebanyakan anak jalanan belum mengerti perilaku seperti apa yang termasuk tindak kekerasan, termasuk kekerasan seksual. Mereka pun tak pernah melaporkan kasus kekerasan seksual.
"Tugas kami menyadarkan mereka bahwa itu adalah kekerasan, menyadarkan perilaku seks itu enggak boleh," kata Walter. Pendekatan juga dilakukan terhadap keluarga anak jalanan.
Sahabat Anak, perlahan mengajak dan mengedukasi orangtua, agar anak-anak tidak putus sekolah. Nyatanya, beberapa anak jalanan bisa melanjutkan sekolah hingga kuliah, sehingga bisa melanjutkan hidup lebih baik.
Pemerintah dan masyarakat perlu menyadari, anak jalanan juga merupakan anak-anak yang berhak mendapat perlindungan dari kekerasan seksual.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.