Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/06/2016, 17:37 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

KOMPAS.com - Stroke memang menjadi momok menakutkan karena bisa menyebabkan kelumpuhan, bahkan kematian. Di Indonesia stroke menjadi penyakit utama penyebab kematian.

Merujuk data Harian Kompas, Senin (18/5/2015), dari 41.590 kematian sepanjang Januari sampai Desember 2014, stroke menyumbang angka kematian sebanyak 21,1 persen. Angka ini tertinggi dibandingkan penyakit lain, seperti jantung dan pembuluh darah 12,9 persen, serta diabetes melitus dan komplikasinya 6,7 persen.

Angka penderita stroke di Indonesia juga meningkat. Dari data Riset Kesehatan Dasar (riskesdas) 2013, prevalensi stroke di Indonesia 12 orang per 1.000 penduduk. Jumlah itu naik dibandingkan data Riskesdas 2007 yang hanya 8 orang per 1000 warga.

Selain karena usia lanjut, perubahan gaya hidup masyarakat yang cenderung mengonsumsi makanan tak sehat adalah salah satu faktor penyebab meningkatnya jumlah penderita stroke. Berikut ini beberapa makanan pemicu serangan stroke:

Makanan manis

Makanan manis memang menggugah selera, tetapi mengonsumsinya secara berlebihan dapat meningkatkan glukosa-kadar gula dalam darah.

Dalam jangka panjang, kadar gula darah tinggi pada tubuh akan merusak pembuluh darah dan jaringan, menyebabkan diabetes, gangguan penglihatan serta kerusakan saraf, juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Terlalu banyak asupan makanan manis juga dapat menyebabkan obesitas atau kelebihan berat badan. Obesitas dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah yang memicu terjadi stroke.

Daging merah

Riset Harvard School of Public Health mengungkapkan konsumsi sajian daging merah sebanyak dua porsi atau lebih setiap hari meningkatkan risiko terkena stroke hingga 28 persen bagi pria. Satu sajian daging merah setara dengan 4-6 ons daging. 

Sementara itu, wanita yang tiap hari makan dua sajian daging merah berisiko terserang stroke 19 persen lebih tinggi dibanding yang makan daging lebih sedikit.

Kandungan lemak jenuh di daging merah mampu menimbulkan plak protein dalam pembuluh darah. Penumpukan plak ini dapat menyumbat arteri sehingga meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung.

Keripik, kerupuk dan gorengan

Beragam kudapan, seperti muffin, donat, keripik, kerupuk atau camilan panggang lain biasanya menjadi makanan wajib saat menemani aktivitas Anda. Padahal semua jenis kudapan itu mengandung lemak trans tinggi yang dapat meningkatkan risiko stroke.

Lemak trans memiliki beberapa sifat jahat, seperti menyumbat saluran pembuluh darah dan meningkatkan konsentrasi lipid (lemak) pada tubuh. Lemak jenis ini juga dapat meningkatkan kolesterol jahat dalam darah serta menurunkan kolesterol baik.

Minuman soda

Menurut hasil studi Institute for Health Clinic dan Harvard University Cleveland, pemanis tambahan di soda dapat meningkatkan kadar gula darah dan insulin sehingga bisa memicu terjadinya peradangan dan resistensi insulin.  

Bila keadaan itu terus-terusan terjadi, suplai oksiden melalui pembuluh darah ke otak bisa mengalami penyumbatan akibat zat aktif yang terdapat dalam soda.

Makanan kaleng dan cepat saji

Makanan kaleng dan cepat saji umumnya mengandung kadar sodium dan garam tinggi. Konsumsi berlebihan dua zat ini dapat meningkatkan risiko terkena stroke.

Namun, bila Anda ingin tetap mengonsumsi makanan dengan kandungan sodium dan garam maksimal adalah 1.500 miligram (mg) perhari. Hal ini sesuai dengan rekomendasi Asosiasi Jantung dan Stroke Amerika Serikat.

Oleh karena itu, sebelum Anda membeli makanan kaleng dan kemasan baca dahulu label makanan dengan teliti. Anda juga wajib waspada dengan sodium dalam bentuk lain, seperti baking soda, baking powder, MSG (monosodium glutamate), disodium phosphate, sodium alginate yang biasanya ada pada ragam kue kering, roti dan snack ringan dalam kemasan.

Pola makan sehat

Tapi, jika ingin meminimalisir risiko terserang stroke, ada baiknya Anda segera mengubah pola makan dari tak sehat menjadi sehat. Kurangi, bahkan bla perlu, tinggalkan jenis makanan berbahaya bagi kesehatan, seperti makanan manis, daging merah, gorengan, minuman soda, dan makanan kaleng. (Baca: Pusing...Diet Sudah, Tapi Berat Badan Tak Juga Turun!)

Shutterstock Ilustrasi

Perbanyaklah asupan makanan sehat, seperti buah-buahan, sayuran-sayuran hijau, dan makanan berserat tinggi. Untuk asupan protein hewani sebaiknya mengonsumsi daging ikan atau ayam.

Bila rindu dengan kudapan manis, sebaiknya pilih camilan dengan kandungan gula alami. Jenis gula seperti ini biasanya berasal dari buah-buahan dan jagung.

Lakukan perubahan pola makan secara teratur, mulai dari sarapan pagi, makan siang, dan makan malam. Apalagi saat ini sudah ada aplikasi mobile phone yang bisa membantu Anda menjalani pola makan sehat.

Beberapa aplikasi bahkan bisa memasukkan menu makanan sehat dan jadwal konsumsinya. Sehingga saat tiba waktunya makan aplikasi ini dapat mengingatkan Anda melalui fitur reminder.

Tak hanya makanan, aplikasi itu juga memungkinkan Anda mengingat dan mengatur frekuensi minum air putih, kopi dan teh dalam satu hari. Aplikasi dengan detail seperti itu antara lain adalah Medcare.

Selain membantu menjalankan pola makan sehat, aplikasi tersebut juga dapat mengatur rutinitas Anda berolahraga dan beristirahat. Aplikasi yang tersedia di Playstore dan App Store itu juga dapat memungkinkan Anda mengukur masa indeks tubuh dengan memasukkan tinggi dan berat badan.

Nah, dengan begitu, pola makan sehat bukanlah perkara susah untuk Anda jalankan. Risiko Anda terserang stroke pun dapat diminimalisir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com