Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Terserang Stroke di Usia 34 Tahun Saat Sedang Hamil"

Kompas.com - 20/06/2016, 21:35 WIB
Lily Turangan

Penulis

Dia juga menjalani terapi orthotics untuk kakinya selama satu bulan. Setelah sekitar 18 bulan, dia bisa menyingkirkan tongkat yang biasa digunakan untuk membantunya berjalan.

Hari ini, dua tahun setelah kejadian tersebut, Rachel telah kembali bekerja penuh waktu dan membangun perusahaan barunya, mBand.

Namun, rehabilitasi masih merupakan bagian konstan kehidupan Rachel. Tiga hari seminggu, dia pergi ke terapi fisik dan terapi okupasi untuk lengan dan tangannya. Dia juga berlatih Pilates dan yoga.

"Keduanya membantu proses kerja otak dan gerakan saya. Yoga dan pilates membantu dengan cara terapi tradisional yang tidak biasa," katanya.

Tidak ada yang mudah. Kemampuannya untuk berjalan memang membaik, tapi masih belum normal. Setiap langkah membutuhkan pemikiran. Melalui video dirinya, Rachel melacak perbaikan yang dicapainya dari waktu ke waktu.

"Secara fisik, latihan terbesar dari proses pemulihan adalah belajar naik kereta bawah tanah lagi," katanya. Dia dan suaminya juga membeli apartemen di lantai tiga, sehingga Rachel bisa naik turun tangga sebagai bagian dari latihannya.

Karena stroke menyerang otak, Rachel harus melatih kemampuan otak dengan berbagai latihan keterampilan motorik. Sebagai contoh, meskipun bukan kidal, dia mengajar dirinya untuk menulis kidal.

"Anda harus memaksa diri untuk menggunakan sisi yang terkena serangan," katanya. "Alasan saya memiliki kelemahan bukan karena otot yang pecah, tapi karena koneksi saraf di otak saya rusak."

"Selama Anda tidak menyerah, otak Anda akan terus pulih," kata Rachel. "Jadi Anda hanya harus terus berjuang." Dan dia melakukannya. "Setiap minggu, saya melihat perbaikan," kata Rachel.

Hari-hari ini, putri Rachel suka menari bersamanya. "Dia akan mencoba untuk membuka tangan saya dan saya akan bertepuk tangan," katanya.

"Dia sudah cukup umur untuk menyadari apa yang terjadi. Dia suka menarik jari-jari saya dan membukanya. Ini lucu, tetapi juga memotivasi," kata Rachel.

Perjuangan Rachel masih panjang. "Saya ingin memastikan, bahwa suatu hari saya dapat berjalan bebas dan normal dengan putri saya. Ketika itu terjadi, saya tahu bahwa pengalaman ini membuat saya menjadi orang yang berbeda. "

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau