KOMPAS.com - Hubungan yang erat antara dokter dan perusahaan farmasi sebaiknya dihindari. Dikhawatirkan pertemanan itu akan memengaruhi dokter dalam menuliskan resep.
Saran tersebut merupakan kesimpulan dari penelitian terbaru. Disebutkan, traktiran makan untuk dokter dari perusahaan farmasi bisa membuat dokter meresepkan obat yang dipromosikan perusahaan tersebut. Makin mahal traktirannya, makin tinggi nilai obat yang diresepkan.
Penelitian itu dipublikasikan dalam jurnal JAMA Internal Medicine. Tim peneliti mengamati data pemerintah Amerika Serikat untuk mengetahui kaitan antara perusahaan farmasi dan bagaimana pilihan dokter pada resep obat jantung dan antidepresi.
Hasilnya, dokter yang mendapat traktiran makan dari perusahaan farmasi yang sedang mempromosikan obat tertentu cenderung akhirnya meresepkan obat itu pada pasiennya.
Makin banyak traktirannya, makin sering obat itu diresepkan. Dalam sebuah percobaan, hampir 95 persen harga makanan itu kurang dari 20 dollar AS. Ini berarti, pengeluaran finansial yang kecil pun sudah bisa memengaruhi perilaku.
Memang hasil penelitian itu hanya menemukan kaitan antara traktiran dan perilaku meresepkan, sehingga tidak bisa dengan jelas menjelaskan apakah makan gratis itu jadi alasan dokter. Penelitian ini pun hanya dilakukan di Amerika.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.