Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/08/2016, 15:11 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis

Namun motivasi Irvan lebih tinggi ketimbang nafsu makannya. Ia ingin memiliki tubuh bugar hingga anak-anaknya menikah kelak. Ia pun berharap bisa menimang cucu dalam keadaan sehat.

Lagi-lagi, prosesnya tak gampang. Suka duka ia jalani selama melakukan program penurunan berat badan.

"Dari mulai susah cari makanan sehat di Jakarta, diremehkan orang, ingin cheating kastangel favorit, sampai tengah malam mendadak craving nasi uduk Kebon Kacang," tutur Irvan.

Menurut Ivan, faktor penentu keberhasilan program diet adalah kontrol diri terhadap makanan dan pola hidup sehat. Hal ini tentu lahir karena motivasi tinggi.

"Saat awal (program diet), kontrol diri masih jelek enggak apa-apa, yang penting motivasi," papar Grace tentang tantangan diet.

"Dia harus tahu apa yang dilakukan, harus mau meningkatkan kontrol diri, dan di-update pengetahuannya," lanjut Grace.

Jika syarat tersebut tak terpenuhi, kemungkinan orang malah tergantung pada produk-produk pelangsing. Padahal, imbuh Grace, obat-obatan bukan segalanya dalam keberhasilan program diet.

Berubah pola pikir

Tak selalu mampu konsisten menjalani program diet sendiri, Mega dan Irvan memilih mengikuti kompetisi penurunan berat badan yang dilakukan di bawah pengawasan medis. Kompetisi berlangsung dalam jangka waktu tiga bulan.

Selama melakukan program diet, Mega membuat bekal makanan sendiri ke kampus. Ia mengatur pola makan dan rutin berolahraga di bawah pengawasan dokter, ahli gizi, dan tim medis yang disediakan panitia.

Mega diajarkan pula agar bijak "mendengarkan" kemauan tubuh. Menghargai tubuh dilakukan bukan lewat makanan saja.

"Saya tak hanya diajarkan tentang penurunan berat badan, tapi juga tentang kontrol diri," kata Mega.

Perubahan pola pikir juga dialami Irvan. Kebiasaan dan tingkah laku turut berubah. Ia rajin menyiapkan bekal setiap hari dan berolahraga kardio tiga kali seminggu di sela-sela waktu kerja. Junk food pun tak lagi dikonsumsi.

Ilustrasi.

"Sayuran dan makanan yang tadinya aku enggak suka sekarang justru aku suka banget. Sebaliknya, (makanan) yang dulu aku suka malah enek lihatnya," tutur Irvan.

Kebiasaan baru lain Irvan adalah jeli membaca label kemasan makanan untuk konsumsi sehari-hari saat belanja. Makanan dan minuman kaleng pun keluar dari daftar belanjaan.

Menurunkan berat badan, menurut Grace bukan bicara soal gizi saja, tapi juga jumlah kalori. Mengetahui jumlah kalori yang masuk ke tubuh sangat penting. Makanan olahan gula, tepung, dan minyak seperti mie, kue, kerupuk, atau roti harus dihindari pula.

"Boleh melanggar tapi hanya untuk 'emergency' atau hari spesial, misalnya hari raya atau ulang tahun. Kalau dia sudah bisa mengatur kalori per hari, enggak ada acara khusus juga boleh melanggar," papar Grace.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com