KOMPAS.com - Tragedi seorang ibu muda yang memutilasi anak kandungnya belum lama ini sangat mengejutkan. Diduga sang ibu mengalami depresi. Bahkan, sang ibu sudah menunjukkan gejala aneh sebelum terjadinya peristiwa itu.
Peristiwa ini sebenarnya bukanlah yang pertama terjadi, ada ibu-ibu lainnya di luar sana yang juga melakukan hal sama. Sayangnya, hal tersebut tak dapat dicegah, karena lingkungan sekitar tak memahami apa yang sebenarnya terjadi, termasuk suami.
Adalah sangat berat hidup dengan seseorang yang menderita depresi. Apalagi, jika ada seorang bayi yang baru lahir, yang membutuhkan perhatian setiap saat. Belum lagi, pekerjaan rumah tangga yang lain dan kewajiban untuk bekerja di luar rumah. Apa yang Anda pikir bisa membantu, ternyata tidak dan justru memerburuknya.
Anda kebingungan dan frustasi. Itu bisa dimengerti. Tapi, jangan menjadi turut depresi. Ingatlah ini selalu: Wanita yang depresi akan cepat pulih dengan dukungan konstan dari partnernya.
Semakin lama Anda berpura-pura bahwa depresi akan hilang dengan sendirinya dan menyangkal itu benar-benar terjadi, semakin lama waktu pemulihan yang dibutuhkan oleh istri Anda.
Semakin banyak yang Anda harapkan dari dirinya, semakin besar tuntutan Anda, akan semakin sulit proses pemulihannya. Semakin Anda tidak peduli, semakin kondisi istri Anda akan bertambah parah.
Anda harus menyikapi depresi istri Anda dengan serius, meski Anda tidak suka, bahkan meski Anda tidak percaya.
Tapi, percaya lah bahwa Anda punya kekuatan dan pengaruh sangat besar untuk memengaruhi kondisi rumah tangga dan perasaan istri Anda, lebih dari yang Anda bayangkan.
Semakin keras Anda berusaha, semakin cepat istri Anda kembali pada Anda, kembali kepada kepribadiannya yang dulu membuat Anda jatuh cinta.
Agar para suami di luar sana paham dan siap, inilah yang Anda hadapi ketika istri mengalami depresi pasca kelahiran:
1. Jika Anda katakan padanya Anda mencintainya ... dia tidak akan percaya.
2. Jika Anda mengatakan padanya dia seorang ibu yang baik ... dia akan berpikir Anda mengatakan itu cuma karena ingin menghiburnya.
3. Jika Anda mengatakan dia cantik ... dia akan menganggap Anda berbohong.
4. Jika Anda mengatakan padanya untuk tidak khawatir tentang apa pun ... dia akan berpikir Anda tidak tahu seberapa buruk perasaannya.
5. Jika Anda katakan padanya Anda akan pulang lebih awal untuk membantu dia ... dia akan merasa bersalah dan tenggelam lagi dalam kesedihan.
6. Jika Anda katakan padanya Anda harus bekerja ... dia akan berpikir Anda tidak peduli.
Tapi Anda bisa mengatakan:
1. Anda tahu dia merasa semua hal menjadi mengerikan.
2. Anda yakin dia akan merasa lebih baik.
3. Dia sudah melakukan semua hal yang benar untuk memperbaiki keadaan.
4. Dia masih bisa menjadi ibu yang baik, meski perasaannya sedang tidak enak.
5. Tidak apa-apa berbuat salah; dia tidak harus melakukan semuanya dengan sempurna.
6. Anda tahu betapa kerasnya dia berusaha dan bekerja selama ini.
7. Mintalah dia memberitahu apa yang harus Anda lakukan untuk membantunya.
8. Anda tahu dia sudah melakukan yang terbaik yang dia bisa.
9. Anda sangat mencintai dan memujanya.
10. Bayi Anda akan baik-baik saja.
Jangan katakan:
1. Dia harus segera membaik dan bangkit.
2. Anda bosan dan lelah dengan kondisinya.
3. Seharusnya ini menjadi saat terindah dalam hidupnya karena kalian berdua baru saja memiliki bayi.
4. Anda menyukai dia yang dulu dibanding yang sekarang.
5. Dia akan merasa lebih baik jika dia bekerja/tidak bekerja, keluar rumah/tidak keluar rumah, dan semacamnya.
6. Dia harus menurunkan berat badan, mengubah warna rambut, membeli pakaian baru, dan semacamnya.
7. Semua ibu baru merasa seperti ini.
8. Ini hanya sebuah fase.
9. Inilah risiko jika dia ingin punya bayi.
10. Anda tahu dia cukup kuat untuk melewati semuanya sendirian dan bahwa dia sebenarnya tidak butuh bantuan.
Menurut Diantini Ida Viatrie, S.Psi. M.Si, dosen Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang, ada hal-hal praktis yang bisa dilakukan suami untuk mendukung istri dan ini akan sangat berarti bagi istri.
"Bantulah dengan konkret seperti misalnya, popok tahu-tahu sudah bersih, temani ketika istri harus bangun malam karena harus menyusui, jagalah bayi sementara ibunya tidur."