Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/10/2016, 20:05 WIB

KOMPAS.com - Penyalahgunaan zat terlarang di berbagai kalangan masyarakat, terutama pada kelompok remaja hingga dewasa muda bukanlah fenomena baru.

Penggunaan narkoba terutama secara berlebihan, akan memberikan efek negatif terhadap sistem organ tubuh, bahkan dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian. Salah satu organ yang dapat terganggu akibat penyalahgunaan zat terlarang adalah organ jantung.

Menurut dr Teuku Istia Muda Perdana, SpJP, FIHA dari RS Jantung Diagram, Siloam Hospital Group, efek penggunaan obat terlarang pada jantung sangat beragam, mulai dari gangguan ringan hingga berat. Berikut ini efek penggunaan empat kelompok obat terlarang pada jantung:

1. Kokain, amfetamin, dan ekstasi.

Ketiga jenis zat ini memberikan efek serupa terhadap jantung. Zat ini akan menyebabkan peningkatan hormon katekolamin yang mengakibatkan jantung bekerja lebih keras. Efek yang terjadi adalah peningkatan tekanan darah yang terjadi mendadak

Dengan terjadinya peningkatan kerja jantung mendadak, kebutuhan oksigen otot jantung akan meningkat, dan bila tidak tercukupi dapat menyebabkan kematian otot jantung.

“Efek penggunaan zat ini dalam jangka panjang adalah kerusakan pada dinding pembuluh darah, baik pada pembuluh darah arteri yang besar maupun pembuluh darah koroner, yang dapat menyebabkan terjadinya robekan pada dinding pembuluh darah,” jelas dokter yang akrab disapa Dani pada diskusi media di RS Jantung Diagram, Siloam Hospital Group, Jakarta (26/10).

Selain itu juga dapat terjadi kerusakan pada otot jantung yang dapat mengganggu fungsi pompa jantung, serta gangguan irama jantung hingga henti jantung.

2. LSD dan psilocybin (yang juga dikenal dengan mushroom).

Kedua zat ini bersifat halusinogenik, atau menyebabkan penggunanya mengalami halusinasi. Sedangkan, efeknya terhadap jantung berupa peningkatan denyut jantung dan tekanan darah.

“Efek yang jarang terjadi tetapi cukup serius adalah gangguan irama jantung berupa takiaritmia, dimana denyut jantung meningkat menjadi sangat cepat,” ujar dokter Dani.

3. Morfin dan turunan variasinya.

Dalam dunia medis, morfin adalah suatu penangkal nyeri yang kuat, yang banyak digunakan oleh tentara pada era perang dunia. Akan tetapi, penggunaan berlebihan dari zat ini akan menyebabkan ketergantungan.

Zat ini akan memberikan sensasi “fly” pada penggunanya. Efek utama morfin adalah penurunan tekanan darah dan denyut jantung. Semakin tinggi dosis yang dikonsumsi, semakin besar efeknya dalam menurunkan kerja jantung, hingga dapat berakibat fatal seperti mengalami syok dan henti jantung (cardiac arrest).

4. Ganja.

Pada penggunaan dosis yang lebih tinggi, ganja dapat menyebabkan penurunan tekanan darah dan denyut jantung, akan tetapi jarang hingga menyebabkan keadaan fatal.

Dokter Dani menegaskan, semua golongan obat terlarang tersebut memiliki efek yang sama bahayanya bagi kesehatan jantung jika disalahgunakan.

“Terlepas dari berapapun usianya, semakin banyak penggunaan, semakin sering intensitasnya maka akan semakin cepat merusak organ tubuh, termasuk jantung. Bahkan, bisa jadi dalam hitungan bulan.”

Sayangnya, karena umumnya pecandu narkoba takkan bercerita pada orang lain, seringkali mereka datang ke rumah sakit dalam kondisi sakit jantung yang sudah gawat.

“Ini seperti fenomena gunung es. Hanya sedikit pecandu narkoba dengan penyakit jantung yang datang ke rumah sakit. Itu pun mereka datang jika kondisinya sudah sangat parah. Bahkan, sulit sekali membuat mereka mengaku sebagai pemakai. Padahal, untuk pengobatan, kami harus tahu sumber penyebabnya,” ujar dr. Dani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau