KOMPAS.com - Kendall Jenner, model dan selebgram, mengaku mengalami masalah yang dialami sekitar delapan persen populasi, kelumpuhan saat tidur. Ia terbangun di tengah malam dan tak dapat bergerak.
Kelumpuhan saat tidur adalah fenomena ketika kita sadar dan terbangun tetapi tubuh lumpuh (kecuali mata), dan antara 80 dan 90 persen penderitanya mengalami mimpi buruk atau halusinasi yang mengganggu.
"Itu dapat menjadi pengalaman menakutkan," kata Brian Sharpless, associate professor di American School of Professional Psychology di Argosy University dan penulis buku Sleep Paralysis.
Para ahli tak yakin penyebab gangguan ini. Mereka menduga stres dan segala hal yang mengganggu tidur seperti alkohol, kafein atau jet lag dapat menyebabkan terjadinya fenomena ini.
Kelumpuhan saat tidur juga dapat menjadi gejala penyakit lain seperti gangguan tidur serius, gangguan kesehatan mental, seperti insomnia, narcolepsi, gangguan kecemasan, panik dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Sharpless bukan dokter yang merawat Kendall, tetapi ia mencatat beberapa hal yang dialaminya di acara TV seperti kecemasan serta jet lag yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya pengalaman itu. Gangguan itu dapat menakutkan. Tetapi bagi sebagian besar orang kelumpuhan tidur itu terjadi sesekali dan biasanya tidak berbahaya.
Berikut ini empat fakta mengenai kelumpuhan saat tidur.
1. Lazim terjadi pada orang yang mengalami masalah kesehatan mental
Riset menemukan kejadian ini lebih lazim dialami orang dengan gangguan mental atau orang dewasa muda, lebih dari 28 persen mahasiswa, hampir 32 persen pasien psikiater dan hampir 35 persen orang dengan gangguan panik.
2. Bagi sebagian besar, gangguan ini bukan masalah kronis
Diperkirakan antara 15-45 persen orang dengan gangguan ini mengalaminya berulang kali dan bukan sebagai efek samping penyakit gangguan tidur atau penyakit lain. Orang yang mengalami gangguan berulang juga cenderung bermasalah dengan tidur seperti kesulitan tertidur.
"Anda tak mengalami penyakit ini jika hanya terjadi sekali. Gangguan ini sebenarnya mempengaruhi perilaku pula," kata Sharpless.
3. Perilaku tidur sehat membantu mencegahnya
Menghindari minum alkohol dan kafein sebelum tidur setiap hari dapat membantu menghindari hal ini. Tip lainnya, tidur miring. Tidur telentang cenderung membuat kelumpuhan lebih serign terjadi.
4. Carilah bantuan dari dokter, psikiater atau psikolog