Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/11/2016, 08:00 WIB

KOMPAS.com - Banyak wanita yang mengeluh jadi sulit hamil setelah berhenti menggunakan KB. Seorang wanita memang akan merasakan sulit hamil kembali, jika menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulanan. Tapi bukan berarti tidak subur akibat kontrasepsi suntik, lho.

Oleh karena itu, anggapan ini yang harus dipahami lebih dahulu penyebabnya. Fungsi dari kontrasepsi atau KB adalah untuk menjarangkan kehamilan, bukan untuk menurunkan kesuburan. Bahwa setelah lepas kontrasepsi menjadi sulit hamil, itu karena tubuh perlu waktu untuk mengembalikan kesuburan.

Hal ini terkait dengan kadar hormon yang masih disimpan dalam lemak dan hal ini bersifat reversibel (dapat kembali muncul).

Inilah yang terjadi pada para perempuan pengguna alat kontrasepsi suntik. Cara kerja kontrasepsi model ini adalah mengekang hormon sehingga membuat telur tidak berovulasi. Jika terlalu lama ditekan, tentu hormon membutuhkan waktu cukup lama untuk bisa normal kembali, biasanya sekitar 6—18 bulan.

Jadi, Anda yang menggunakan metode kontrasepsi suntik— kalau ingin hamil— harus  mempersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya, paling tidak satu tahun sebelumnya untuk menghentikan penggunaan kontrasepsi suntik.

Itulah mengapa, pasangan suami istri yang belum pernah memiliki momongan tak disarankan menggunakan kontrasepsi model ini. Lebih baik menggunakan kontrasepsi pil KB karena tidak mengganggu siklus haid, sehingga saat konsumsi pil dihentikan, wanita bisa langsung hamil.

Lalu, bagaimana dengan kontrasepsi IUD alias spiral? Ini juga  tidak akan membuat wanita sulit hamil. Hanya saja, penggunaan kontrasepsi jenis ini tidak cocok dengan semua calon ibu. Misal, jika wanita memiliki keluhan sering keputihan, atau menderita infeksi radang panggul.

Selain itu, jika penggunaan IUD sampai menimbulkan infeksi, bisa jadi karena ada perlekatan di saluran telur dan sekitarnya. Kalau sudah begini, tentu akan membuat  sulit memiliki anak di kemudian hari, sekalipun spiral telah dilepas.

Untuk mengatasinya, perlu menjalani fisioterapi, ditiup (hidrotubasi), atau bahkan operasi jika perlekatannya hebat. Sebenarnya infeksi atau efek samping akibat penggunaan spiral ini bisa dicegah jika Anda rutin kontrol ke dokter untuk memeriksakan spiral.

Jadi, penyebab sulit hamil setelah memakai KB bisa banyak, antara lain berkaitan dengan usia, paritas (jumlah persalinan sebelumnya), dan faktor sperma.


Apalagi menurut catatan medis, karakter siklus menstruasi setelah lepas KB pada umumnya normal, hanya 10 persen kasus yang mengalami gangguan ovulasi. Sedangkan pada penggunaan pil KB lebih dari 12 bulan, umumnya siklus menjadi lebih panjang dan  akan kembali normal dalam 6—9 bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau