JAKARTA, KOMPAS.com - Saat memandikan bayi, jangan lupa membersihkan bagian organ vitalnya. Membersihkannya pun tak bisa sekedar membasuh dengan air pada kulit penis bagian luar saja.
Dokter Mahdian Nur Nasution, SpBS dari Rumah Sunatan mengungkapkan, ada bagian kulit di penis yang memroduksi kotoran. Jika kotoran tidak dikeluarkan, maka akan menumpuk di balik kulit penis tersebut.
Penumpukan kotoran pun lebih mudah terjadi bila bayi belum sunat. Lalu, bagaimana membersihkan penis yang benar pada anak laki-laki?
Baca juga: Berhenti Konsumsi Gula Tambahan Selama 30 Hari, Ini Manfaatnya untuk Tubuh
Mahdian menuturkan, salah satu yang harus diperhatikan adalah kulup atau kulit yang menutupi kepala penis.
"Pas dimandiin, kulit penisnya itu ditarik sedikit-sedikit ke belakang. Pelan-pelan, jangan dipaksa. Itu untuk membuang kotorannya di dalam," jelas Mahdian di Jakarta, Selasa (13/12/2016).
Kotoran sering kali menumpuk di balik kulup tersebut. Tak jarang bagian ujung kepala penis ditemukan kotoran berwarna putih.
Baca juga: 5 Efek Samping Teh Detoks: Apa yang Harus Diwaspadai Sebelum Mengonsumsinya?
Menurut Mahdian, orangtua sering kali hanya membersihkan kulit penis bagian luarnya saja. Saat dicek, kulit bagian dalamnya ternyata kotor.
Mahdian mengungkapkan, kotoran yang dibiarkan terus menumpuk di balik kulit penis bisa menimbulkan infeksi hingga terjadi peradangan. Selain itu, kebersihan penis yang buruk juga meningkatkan risiko fimosis.
Fimosis adalah penyempitan dari ujung kulit depan penis sehingga tak bisa ditarik ke belakang.
Baca juga: Bolehkah Mengonsumsi Daun Kelor Setiap Hari? Berikut Penjelasannya…
"Kalau dibiarkan lebih lanjut, bisa infeksi berulang. Ketika dewasa, akan mengganggu aktivitas seksual," ungkap Mahdian.
Untuk itu, sunat pun sebaiknya dilakukan sejak dini atau 0-6 bulan. Sunat pada bayi laki-laki sekaligus untukenjaga kebersihan dan mengurangi risiko berbagai masalah kesehatan di bagian organ intim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.