KOMPAS.com - Mumpung masih awal tahun, ada baiknya mulai membenahi meja kantor yang berantakan. Seberapa besar sih pengaruh meja yang rapi dengan produktivitas? Apakah meja berantakan setara dengan pikiran yang juga berantakan?
Riset mengenai hal tersebut masih berlawanan. Ada studi-studi yang membuktikan meja berantakan mendukung kreativitas bahkan meningkatkan produktivitas. Riset pun menemukan pekerjaan berorientasi detil lebih menguntungkan punya ruang kerja yang teratur.
Preferensi untuk meja berantakan atau bersih mungkin berhubungan dengan kepribadian, begitu menurut Jeni Aron, seorang profesional sekaligus pendiri Clutter Cowgirl di New York City.
"Sebuah meja kerja adalah lingkungan yang sangat personal. Beberapa orang senang memiliki banyak bahan di meja sekaligus. Mereka merasa hidup dan terhubung dengan pekerjaan mereka," kata Aron.
Seringkali penulis, seniman, akademisi menikmati lingkungan ini karena catatan dan kertas-kertas mereka sebenarnya menimbulkan ide-ide baru. Masalah timbul ketika seseorang merasa tak produktif karena lingkungan meja mereka.
"Proyek yang belum selesai atau tenggat waktu yang terlewat adalah dua indikator lingkungan yang tak produktif," katanya.
Jadi tanyakan diri sendiri apakah lingkungan kerja membuat kewalahan meskipun jadwal kerja tak padat. Mungkin tumpukan notes, kotak atau barang-barang di sekitar meja terlihat bertumpuk dan membuat kewalahan.
Hal lain yang penting dipertimbangkan adalah getaran yang diberikan meja kerja pada rekan kerja di kantor. Menampilkan diri sebagai orang yang teratur, percaya diri itu penting dalam dinamikan kehidupan di kantor.
"Sulit pula kan menggelar rapat di kantor yang berantakan. Orang mungkin tak merasa rileks atau berada di puncak kinerja ketika mata memandang benda-benda berantakan," kata Aron.
Meja kerja yang rapi itu tentu saja kurang penting dibandingkan pekerjaan aktual yang lebih rapi. "Memiliki ruang kerja rapi itu penting tetapi lebih penting adalah menyesuaikan organisasi ruang kerja dengan organisasi pekerjaan," kata Dan Lee, direktur NextDesk, pembuat meja yang dapat diatur.
Ia menyarankan memikirkan cara menyelesaikan tugas dan alat-alat yang membuat kita merasa paling produktif sebelum menyelesaikan proyek reorganisasi meja. Misalnya, jika tak pernah menggunakan kertas, mengapa benda itu memenuhi ruang kerja.
Fokuskan pada alat-alat yang membuat kemajuan kerja karena itu lebih penting dari penampilan meja secara estetis.
Aron mencatat bahwa memiliki kemampuan membuat sistem yang bekerja untuk diri kita saat ini, apakah kita orang yang suka menumpuk atau mengatur barang, akan mendorong kita maju setiap hari secara sistematis dan teratur.
Sepanjang kita mampu menyelesaikan tugas dengan kemampuan terbaik, kita bebas memilih sistem organisasi kerja yang diinginkan.
Menurut Lee, ada dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk mereorganisasi kehidupan kerja. "Satu ide adalah melakukan pembersihan besar-besaran satu hari, di mana satu hari dialokasikan untuk mengangkat semua barang, membersihkan permukaan meja dan meletakkan barang lebih rapi," katanya.
Ini mungkin sulit atau tak praktis bagi semua orang khususnya yang punya jadwal kerja sibuk. Bisa juga pembersihan sedikit-sedikit. "Sediakan 10 menit di awal atau kerja untuk membuang kertas tak perlu, membersihkan remahan dan sisa kopi serta mengembalikan peralatan kantor ke tempatnya," katanya.
Aron menyarankan mengambil waktu main media sosial (sekitar 50 menit rata-rata bagi orang Amerika untuk main Facebook) dan mendedikasikan waktu itu untuk membereskan meja.
Langkah awal adalah duduk dan memutuskan ingin merasa seperti apa di kantor. "Produktif? Rileks? Penuh energi? Anda dapat menggunakan perasaan ini sebagai panduan mendorong diri membuat keputusan mengatur meja di kantor," ujarnya.
Daripada memblok seluruh akhir pekan atau satu hari untuk membereskannya, jadwalkan 30 sampai 60 menit interval setiap minggu untuk merapikan kantor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.