"Orang pada umumnya lebih mempercayai orang lain ketimbang pemerintah," kata Den.
Penurunan jumlah perokok
Kombinasi berbagai pendekatan ini membuat jumlah orang merokok turun hampir setengah sejak 1980, kata Henrietta Moore dari Institut Kesejahteraan Global di University College, London.
Kini, jumlah perokok di Australia, menurut Moore, mencapai 13%. Jumlah itu berada di bawah rata-rata dunia sekitar 20%. Kemudian, ada pula penurunan hampir 23% orang yang dirawat di rumah sakit akibat merokok
Simone Dennis, seorang profesor di Australian National University, menilai budaya malu turut ambil bagian dalam menurunkan jumlah perokok.
Dia mencontohkan kebijakan pembatasan wilayah untuk merokok sehingga para perokok tidak menciptakan gangguan umum.
"Jika Anda berpikir soal merokok di tempat umum, tempat-tempat itu cenderung merupakan wilayah yang dijauhi orang-orang. Dengan demikian, para perokok merasa terpinggirkan karena mereka tidak bisa menjadi warga di tempat umum dan dibatasi di 'tempat kotor'," kata Dennis.
Kini, tambahnya, merokok dilakukan orang-orang di kalangan strata rendah dalam konteks sosio-ekonomi. Dan sulit melihat bagaimana nasib mereka jika rencana pemerintah Australia menaikkan pajak tembakau sehingga sebungkus rokok dihargai AUD$ 40 atau Rp400 ribu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.