Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Juice Wrld Meninggal, Bisakah Kejang Sebabkan Kematian?

Kompas.com - 09/12/2019, 11:53 WIB
Irawan Sapto Adhi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dunia musik dikejutkan dengan kabar meninggalnya Rapper Juice Wrdl (21) setelah mengalami kejang-kejang di Bandara Chicago Midway, Minggu (8/12/2019) waktu setempat.

Pemilik bernama lengkap Jarad Anthony Hinggins itu ditemukan kejang-kejang saat berjalan di bandara.

Rapper yang hits dengan lagunya "Lucid Dreams" itu meninggal dunia di rumah sakit. Dia disebut masih sadarkan diri saat dibawa ke rumah sakit.

Baca juga: Kejang-kejang di Bandara Chicago, Rapper Juice Wrld Meninggal Dunia

Mungkinkah kejang yang menjadi penyebab kematian rapper tersebut? Hingga kini, penyebab kematiannya masih diselidiki.

Namun yang pasti, kejang-kejang pada orang dewasa maupun anak-anak tak bisa dianggap remeh. Terlebih apabila kejang-kejang ini disertai sakit kepala hebat yang tak kunjung sembuh atau kelumpuhan tiba-tiba.

M Zaid Wahyudi dalam Kolom Kompas.com (16/10/2012), mengatakan bisa jadi kejang dengan ciri itu adalah gejala malformasi pembuluh darah arteri-vena pada otak.

Baca juga: Waspadai Kejang dan Sakit Kepala

Kejang yang akrab disebut juga dengan ayan atau epilepsi dapat disebabkan kelainanan listrik dalam sel otak (epilepsi primer) atau akibat kelainan dalam otak (epilepsi sekunder).

Kasus jarang, tapi bisa sebabkan kematian

Dokter spesialis bedah saraf dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/Rumah Sakit Umum dr Soetomo, Asra Al Fauzi, menjelaskan malformasi arteri-vena merupakan kasus jarang.

Persentasenya, hanya 5 persen dari kasus kelainan otak yang ditemukan.

Namun jika muncul, hal itu bisa menyebabkan kelumpuhan hingga kematian.

Meski kelainan terjadi sejak lahir, banyak gejala malformasi arteti-vena baru tampak ketika anak menginjak remaja atau dewasa.

Diterangkan oleh Eka J Wahjoepramono, Ketua Tim Bedah Saraf Rumah Sakit Siloam yang juga Guru Besar Ilmu Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan, malformasi arteri-vena terjadi karena kelainan pada pembuluh kapiler yang menghubungkan pembuluh darah nadi (arteri) dan vena.

Di pembuluh kapiler ini, terjadi transfer oksigen dan nutrisi yang berguna bagi otak.

Kelainan ini sebenarnya dapat terjadi di bagian tubuh mana pun yang memiliki pembuluh darah arteri dan vena.

Namun lebih fatal apabila malformasi terjadi pada pembuluh darah otak dan sumsum tulang belakang.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau